Awalnya ia menganggap itu banjir biasa sehingga ia terus bekerja membuat makanan, namun hanya dalam hitungan menit tiba-tiba air langsung naik sehingga ia kaget dan langsung membangunkan anak-anaknya untuk keluar rumah ke pinggir jalan ke tempat yang lebih tinggi.
Sedangkan perabotan dan peralatan elektronik banyak terendam tidak sempat lagi di selamatkan hanya pakaian dibadan.
"Semua makanan jualan sudah saya bagi-bagikan ke warga, sebab sudah tidak bisa lagi berjualan karena terendam. Daripada mubazir lebih baik saya baikan saja," ungkapnya dengan mata berkaca-kaca.
BACA JUGA:Pilbup Muara Enim 2024, Kandidat Putra Putri Daerah Maupun Bukan Memiliki Hak Sama
BACA JUGA:Long Weekend 4 Hari, Kelola Keuangan Dengan Membedakan Antara Kebutuhan dan Keinginan
Lanjut Dewi, ia berharap adanya bantuan dari pemerintah karena hampir semuanya terendam banjir termasuk kolam Ikannya semua juga lepas, perabotan rusak dan tidak berjualan. Kedepan, untuk mencari solusi supaya tidak banjir seperti melakukan pembersihan sampah, reklamasi atau mencari penyebabnya.
Ketua RT 03 Dusun II, Desa Lingga Ahmad Zaiti (74) mengatakan bahwa banjir kali ini termasuk yang cukup besar setelah tahun 1981. Banjir kali ini memang cukup cepat seperti banjir bandang.
Air mulai naik sekitar pukul 01.00 WIB sehingga merendam sekitar 80 rumah warganya. Ketinggian air paling dalam sekitar 2 meter. Dan sekitar pukul 07.00 WIB lampu PLN mati sampai sekarang pukul 10.30 WIB.
"Kami masyarakat untuk yang utama makan sebab banjir ini sudah pukul 01.00 WIB dan sampai sekarang belum makan sebab tidak bisa masak," ujarnya sambil mengigil kedinginan.
BACA JUGA:Pilbup Muara Enim 2024, Ir Hj Sumarni MSi Usung Jargon Bulan Purnama
BACA JUGA:Pesan PDI Perjuangan untuk 21 Bakal Calon Bupati-Wakil Bupati Muara Enim 2024 dan Timses
Ketika dikonfirmasi ke Camat Lawang Kidul Andrille Martin membenarkan adanya musibah banjir yang telah menyebabkan ribuan rumah terendam banjir yang tersebar di Desa Darmo, Desa Lingga, Desa Tegap Rejo, Desa Keban Agung, Kelurahan Pasar Tanjung Enim, Keluruhan Tanjung Enim Selatan, dan Kelurahan Tanjung Enim atau sekitar 80 persen terdampak banjir.
Adapun kedalamannya bervariasi namun yang paling dalam sekitar 4 meteran.
"Alhamdulilah meski banjir belum ada korban jiwa, cuma ada yang sakit dan langsung ditangani. Sampai sekarang sudah mulai surut," ujarnya.
Untuk saat ini, lanjut Andrille pihaknya sedang mendata berapa warganya yang terkena dampak banjir per desa/kelurahan sehingga bisa untuk menyalurkan bantuan. Untuk posko utama penanganan banjir di pusatkan dihalaman Masjid Assadah, Kelurahan Pasar Tanjung Enim, Kecamatan Lawang Kidul, Kabupaten Muara Enim yang menangani akomodasi dan kesehatan.