KORANENIMEKSPRES.COM---Di Indonesia, hari raya Idul Adha dikenal sebagai Lebaran Haji, merujuk pada penyembelihan hewan kurban dalam perayaan umat Islam.
Setiap tanggal 10 Dzulhijjah, umat Islam merayakan Idul Adha dengan sholat ied di pagi hari dan penyembelihan hewan kurban, sesuai dengan firman Allah dalam Al-Qur’an.
Asal Usul Istilah Lebaran Haji berasal dari gabungan kata "idul" (kembali) dan "adha" (kurban), menandai pelaksanaan ibadah haji dan kurban.
Sejarah Idul Adha dipengaruhi oleh kisah Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail, yang menunjukkan ketakwaan dan ketaatan mereka kepada perintah Allah.
BACA JUGA:PTBA Gelar Pelatihan Penyembelihan Hewan Kurban Bagi 106 Pengurus Masjid dan 17 Pondok Pesantren
Hikmah dari pelaksanaan Lebaran Haji termasuk mengajarkan keikhlasan, perjuangan, mengendalikan nafsu, dan meningkatkan kepedulian terhadap sesama.
Perbedaan antara Idul Fitri dan Idul Adha terletak pada makna kembali bersih setelah puasa Ramadan dan kembali bersih bagi mereka yang menunaikan haji dan berkurban.
Pelaksanaan lebaran haji diabadikan dalam firman Allah SWT dalam Al-Qur’an surat Al Kausar ayat 2 yang artinya:
“Maka, laksanakanlah sholat karena Tuhanmu, dan berkurbanlah (sebagai ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT).”
BACA JUGA:Kapan Pelantikan 45 Calon Anggota DPRD Muara Enim Hasil Pemilu 2024?
Meski sudah sesuai dalam ayat Al-Qur’an, mungkin sebagian dari Anda masih penasaran dengan sejarah, makna, hikmah, dan pelaksanaanya.
Di Indonesia masyarakat kita menyebut Idul Adha sebagai lebaran haji? ustad Hengki Firmansyah menerangkan identik dengan pelaksanaan ibadah haji dan ibadah kurban.
Oleh karena itulah hari raya idul adha disebut juga lebaran haji.
Sebab perayaan idul adha bertepatan dengan pelaksanaan ibadah haji di tanah suci.
BACA JUGA:10 Manfaat Air Putih untuk Kesehatan