وَتَٱللَّهِ لَأَكِيدَنَّ أَصْنَٰمَكُم بَعْدَ أَن تُوَلُّوا۟ مُدْبِرِينَ
فَجَعَلَهُمْ جُذَٰذًا إِلَّا كَبِيرًا لَّهُمْ لَعَلَّهُمْ إِلَيْهِ يَرْجِعُونَ
BACA JUGA:Kisah Sarahouda Stiti Perempuan Asal Aljazair Jadi Jemaah Haji Tertua Berusia 130 Tahun
"Demi Allah, sesungguhnya aku akan melakukan tipu daya terhadap berhala-berhalamu sesudah kamu pergi meninggalkannya.” Maka Ibrahim membuat berhala-berhala itu hancur berpotong-potong, kecuali yang terbesar (induk) dari patung-patung yang lain; agar mereka kembali (untuk bertanya) kepadanya.”_ (QS. Al-Anbiya’ : 57-58)
Di kemudian hari, Raja Namruz dapat informasi dari orang kepercayaannya bahwa semua berhala dalam bangunan telah hancur.
Tentu saja sang raja menjadi marah dan murka.
Tidak butuh waktu lama bagi Raja Namruz untuk mencari siapa pelakuknya, sebab tunjuk mereka langsung tertuju ke Nabi Ibrahim.
BACA JUGA:Naik Haji Layanan Furoda. Ini Biaya yang Harus Dikeluarkan Oleh Raffi Ahmad, Ada yang Bisa Tebak ?
Alasannya, saat itu cuma Nabi Ibrahim saja yang keras menentang menyembah berhala.
Mereka bertanya: “Apakah kamu yang melakukan perbuatan ini terhadap sembahan-sembahan kami, wahai Ibrahim?”
Ibrahim menjawab: "Sebenarnya patung yang paling besar itulah yang melakukannya, cobalah tanyakan kepada benda itu jika memang dapat berbicara.”
Mereka pun mulai tersadar, lalu dengan kepala tertunduk, mereka berkata: “Sesungguhnya kamu telah menyadari bahwa berhala-berhala itu memang tidak dapat berbicara.”
BACA JUGA:Melihat dr Nana, Petugas Kesehatan Haji Wisuda Magister di Tanah Suci
Ibrahim berkata: “Lalu mengapakah kalian menyembah kepada yang selain Allah?”
Setelah mendengar pernyataan Nabi Ibrahim, dengan sendirinya mereka sadar bahwa yang mereka sembah hanyalah benda mati yang tidak bisa berbuat apa-apa.
Dari sini, Raja Namrud dan para prajuritnya kalah berdebat dengan Ibrahim, bukannya mereka bertaubat dan mengakui kesalahan, mereka malah marah.