Menurut Pj Bupati Muara Enim Hengky, bahwa masyarakat Ujan Mas selama ini menggunakan Jembatan Gantung sebagai akses kegiatan sehari-hari.
BACA JUGA:Jembatan Desa Gerinam Amblas, Aktivitas Warga Rambang Niru Terganggu
BACA JUGA:OMP Musi Dukung Kelancaran Pilkada 2024 Aman dan Kondusif
Namun seiring dengan meningkatnya mobilitas dan kapasitas masyarakat yang memanfaatkan Jembatan Gantung tersebut maka dipandang perlu untuk mengganti Jembatan Gantung yang ada saat ini menjadi Jembatan Rangka Baja Permanen.
Lanjut Hengky, Jembatan Ujan Mas Lama ini terdiri dari 3 bentang dengan total panjang 140 meter dan lebar 7 meter yang dibangun selama 4 tahun dari tahun 2021 sampai ke 2024 dengan total biaya sebesar Rp33 miliar rupiah.
Rincian Pembangunan Abutment Jembatan sebesar Rp5 miliar melalui dana APBD Provinsi (Bangub) Tahun Anggaran 2021.
Kemudian, pembangunan pilar jembatan sebesar Rp10 miliar melalui dana APBD Provinsi (Bangub) Tahun Anggaran 2022. Pengadaan rangka baja B.60 sebesar Rp5 miliar melalui dana APBD Perubahan Kabupaten Muara Enim Tahun Anggaran 2022.
BACA JUGA:Mulai Mobilisasi Alat Pembangunan Talud di Antara Jembatan Enim I dan Jembatan Enim II
BACA JUGA:Jembatan Ampera: Ikon Bersejarah yang Menghubungkan Palembang dengan Kisah Masa Lalu
Lalu, pembangunan bangunan atas jembatan sebesar Rp13 miliar melalui dana APBD Kabupaten Muara Enim Tahun Anggaran 2023.
Bantuan hibah rangka baja B.40 sebanyak 2 unit dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun 2023.
Pada tahun 2024 akan dibangun bangunan pelindung (fender) pilar jembatan sebesar Rp3 miliar dan lanjutan peningkatan jalan di seberang jembatan sebesar Rp3 miliar melalui dana APBD Kabupaten Muara Enim Tahun Anggaran 2024.
"Saya yakin, lamanya waktu pengerjaan dan besarnya dana yang dibutuhkan untuk membangun jembatan rangka baja ini, akan sebanding dengan manfaat yang akan dirasakan terutama bagi masyarakat Kecamatan Ujan Mas dan sekitarnya," pungkasnya.
Masih dikatakan Hengky, bahwa infrastruktur yang kita bangun, baik itu berupa jalan, jembatan, dan infrastruktur lainnya harus memiliki nilai tambah.
Yakni terintegrasi dengan kawasan-kawasan perkebunan dan pertanian, sehingga dapat meningkatkan produktivitas dan daya saing, dan juga memunculkan potensi sentra-sentra ekonomi pertumbuhan baru yang tentu saja kita harapkan dapat membuka lapangan pekerjaan yang lebih luas.