MUARA ENIM, KORANENIMEKSPRES.COM - Ribuan warga Desa Lecah, Kecamatan Lubai Ulu, Kabupaten Muara Enim, melakukan aksi unjuk rasa meminta PT Serasan Sekundang Sawit (SSS) yang merupakan perusahaan perkebunan sawit segera tutup.
Warga menilai perusahaan tersebut selama ini tidak berpihak kepada masyarakat desa Lecah serta warga desa lainnya.
Selain itu, PT SSS dinilai warga ingkar janji kepada masyarakat yang akan mengembalikan pengelolaan Tandan Buah Sawit (TBS) seratus persen ke desa melalui Badan Usaha Milik Desa(Bumdes).
Kordinator aksi, Apriandi menegaskan aspirasi itu murni keinginan rakyat Lecah yang selama ini tertindas dan sebum melakukan aksi pihaknya terlebih dahulu melakukan musyawarah di desa.
BACA JUGA:Ditinggal Menyadap Karet, Motor Lenyap Digondol Maling
BACA JUGA:Kejari Dampingi KPUD Awasi Logistik Pilkada Muara Enim
"Kami mendesak PT SSS untuk menyetop adanya premanisme di lingkungan PT SSS yang selama mengintimidasi masyarakat. Janji perusahaan dari tahun 2019 hingga tahun ini belum ditepati untuk mengembalikan pengelolaan TBS kepada masyarakat," ungkapnya.
Apriandi menegaskan jika tuntutan tidak ditepati maka pihaknya akan melakukan aksi lebih besar lagi karena selama ini meski sudah ada kesepakatan dan janji tapi tidak pernah ditepati atau selalu ingkar.
Tidak hanya itu, selama ini PT SSS juga tidak pernah merealisasikan CSR yang menjadi tangung jawab perusahaan di wilayah lingkungan Desa Lecah.
Namun intinya tuntutan kami meminta hak bongkar TBS dikembalikan 100 persen.
BACA JUGA:Mobil Box Terbalik Pecah Ban Belakang
BACA JUGA:Nyatanya, Ada Daerah Tertinggi di Prabumulih dalam Perkebunan Sawit
"Jika tuntutan kami tidak dipenuhi maka kami akan mengerahkan lebih banyak lagi massa, kami juga meminta PT SSS ditutup dan diusir di tanah Desa Lecah ini jika tuntutan kami tidak dipenuhi karena perusahaan tidak ada manfaatnya dan lebih banyak moderatnya," teriak massa pengunjukrasa.
Massa juga mengancam tidak akan membubarkan diri bahkan akan mendirikan tenda hingga pihak perusahaan datang menemui mereka dan mengabulkan segala tuntutan.
"Kami akan tetap bertahan didepan pabrik ini sampai ada keputusan yang jelas dari perusahaan," teriak pengunjuk rasa tersebut kesal.