Salah satu interpretasi yang sering dihubungkan dengan tugu ini adalah konsep hubungan antara manusia, alam, dan Tuhan.
BACA JUGA:Kabupaten Pemekaran di Sumatera Selatan: Sejarah, Potensi, dan Perkembangannya
BACA JUGA:Sejarah Kelahiran Nabi Muhammad SAW
Posisi tugu yang terletak di sumbu imajiner antara Keraton Yogyakarta dan Gunung Merapi menggambarkan keseimbangan antara dunia fisik dan spiritual.
Selain itu, Tugu Jogja juga melambangkan "manunggaling kawula lan gusti", sebuah filosofi Jawa yang berarti persatuan antara rakyat dan penguasa, atau manusia dengan Sang Pencipta.
Filosofi ini mengajarkan tentang harmoni, keseimbangan, dan keterhubungan antara unsur-unsur kehidupan.
Makna ini juga diperkuat oleh sejarah pembangunannya, di mana tugu ini didirikan sebagai simbol perjuangan rakyat Yogyakarta melawan penjajahan, serta sebagai lambang persatuan dan solidaritas yang kuat antara penguasa dan rakyat.
BACA JUGA:Sejarah Peristiwa Perang Karbala,Umat Muslim Harus Tau
BACA JUGA:Jembatan Ampera: Ikon Bersejarah yang Menghubungkan Palembang dengan Kisah Masa Lalu
Dengan demikian, Tugu Jogja tidak hanya menjadi penanda kota secara fisik, tetapi juga sebagai pengingat akan pentingnya menjaga nilai-nilai persatuan, kebersamaan, dan spiritualitas.