"Perjalanan yang mestinya ditempuh paling lama 4 jam menjadi 9 jam, itu tentu banyak merugikan masyarakat, belum lagi debu yang berterbangan sudah sangat parah, baik debu Batu Bara atau debu biasa," ujarnya.
BACA JUGA:PTBA Menjaga Denyut Kehidupan: Tanjung Enim dari Tambang Batubara Menuju Kota Wisata
Belum lagi dampaknya terhadap supir pengangkut buah-buahan.
Menurutnya, kalau durian bisa merugi besar karena buah terbelah (melahang), pengepul kadang tidak mau nerima buah yang terlanjur matang.
Lebih parah lagi, Lanjut Maulana, menyesalkan banyaknya angkutan batu bara yang kerap parkir di sepanjang SMB II Muara Enim, yang membuat jalan menjadi sempit sehingga rawan kecelakaan.
Terparkirnya kendaraan tersebut sangat mengganggu warga pengguna jalan, begitu juga warga yang ingin menyeberang, karena kendaraan yang datang tidak terlihat karenabterhalangi oleh badan kendaraan.