Selama pembakaran, kadar abu memengaruhi keausan peralatan, potensi korosi, serta kebersihan sistem pembakaran.
Pengukuran kadar abu dilakukan dengan membakar sampel batubara pada suhu tinggi dan menghitung residu yang tersisa.
BACA JUGA:Muara Enim Darurat Angkutan Batubara, Dewan Minta Izin Melintas Dicabut
6. Kandungan Karbon
Kandungan karbon dihitung dengan rumus pengurangan, yakni 100 dikurangi total kadar kelembaban, abu, dan zat terbang.
Karbon yang tinggi menandakan efisiensi energi lebih baik.
Rasio antara karbon dan zat terbang disebut fuel ratio, yang digunakan dalam analisis pembakaran.
7. Nilai Kalori
Calorific Value (CV) menunjukkan potensi energi dalam batubara.
BACA JUGA:PTBA Menjaga Denyut Kehidupan: Tanjung Enim dari Tambang Batubara Menuju Kota Wisata
Nilai kalori yang tinggi menandakan kandungan energi lebih besar, meskipun hal ini juga dapat mempengaruhi proses pengolahan.
Pengukuran dilakukan dengan kalorimeter untuk menentukan energi yang dihasilkan saat batubara dibakar.
8. Kandungan Zat Terbang
Volatile Matter (VM) berperan dalam menentukan stabilitas dan intensitas api selama pembakaran.
Rasio karbon terhadap zat terbang disebut fuel ratio, yang berpengaruh terhadap efisiensi pembakaran batubara.