MENELADANI JEJAK ULAMA TERDAHULU (THAWUS BIN KHAISAN)

Meneladani Ulama Terdahulu: oleh: Mohamad Mufid, M.Pd.I (Ketua PD IKADI Kota Prabumulih Sumsel). Foto: net--
Penjaga tersebut mengambil thailasan yang mahal harganya dan diselubungkan ke pundak Thawus.
Thawus masih terus memberikan nasihat-nasihatnya sambil menggerak-gerakkan pundaknya dengan perlahan hingga akhirnya jubah itu terlepas dan jatuh di lantai. Setelah itu Thawus berdiri dan pergi meninggalkan jubah yang mahal tersebut.
Seketika itu juga Sang Gubernur marah bukan main melihat sikap Thawus. Akan tetapi ia tidak mampu mengucapkan sepatah kata pun. Ketika Thawus dan sahabatnya berada di luar, Wahab berkata:
BACA JUGA:Ada 11 Nasihat Bijak Imam Al-Ghazali, Panduan Hidup Sejati
"Demi Allah kita tidak perlu membangkitkan kemarahannya. Apa salahnya kalau jubah itu engkau ambil lalu engkau jual, kemudian hasilnya engkau sedekahkan kepada fakir dan miskin!”
Thawus menjawab: “Pendapatmu memang benar. Tetapi aku khawatir para ulama sesudahku akan berkata, ‘Mari kita ambil seperti apa yang diambil oleh Thawus.’ Tapi mereka tidak berbuat terhadap apa yang mereka ambil itu seperti apa yang engkau katakan.”
Sahabat, mengetahui keteguhan sikap Thawus, rupanya Sang Gubernur tidak kehilangan akal, dan mencari strategi untuk menjebak Thawus. Ia memasang perangkap dengan menyiapkan satu kantung penuh berisi tujuh ratus dinar uang emas. Kemudian ia memilih salah seorang pegawainya yang paling cerdik, seraya berpesan:
BACA JUGA:Rahasia Hidup dan Kematian yang Diungkap Imam Hasan Al-Bashri, Baca Ini Sebelum Terlambat!
“Pergilah! Berikan kantung ini kepada Thawus bin Kaisan, dan upayakan agar ia mau menerimanya. Kalau berhasil, aku akan memberi hadiah yang banyak kepadamu. Aku akan naikkan pangkatmu.”
Sambil membawa kantung uang tersebut, pegawai itu pergi ke rumah Thawus yang ketika itu tinggal di sebuah dekat dengan Shan’a bernama Janad.
Begtu tiba, ia memberi salam kepada Thawus dan mengucapkan kata-kata ramah. “Wahai Aba Abdirrahman (panggilan Thawus), ini sekantung uang yang dikirimkan gubernur untuk anda.” Thawus menjawab: “Saya tidak membutuhkannya.”
Delegasi sang Gubernur berupaya dengan segala cara agar Thawus menerima uang itu. Namun lagi-lagi Thawus tetap bersikukuh tidak mau menerinya. Meskipun delegasi itu mengemukakan beragam alasan, namun Thawus tetap menolak.
BACA JUGA:5 Kunci Kebahagiaan Menurut Imam Syafi'i
Akhirnya tidak ada jalan lain baginya kecuali mencari celah ketika Thawus lalai. Ia melemparkan uang itu ke sebuah lubang angin yang terdapat pada dinding rumah Thawus. Kemudian ia kembali pulang menemui Sang Gubernur, dan melaporkan tugasnya. “Kantung itu telah diambil Thawus!”
Mendengar laporan itu, Muhammad bin Yusuf begitu gembira. Beberapa hari kemudian, Gubernur mengutus dua orang prajurit disertai orang pertama yang membawa kantung semula menuju rumah Thawus.