Dampak Pemangkasan Anggaran: Masa Depan Pendidikan dan Ekonomi di Persimpangan

Kebijakan Presiden Prabowo Subianto dalam pemangkasan anggaran di berbagai kementerian hingga tingkat pemerintah daerah menimbulkan berbagai dampak. Foto: net--

BACA JUGA:Muara Enim Terima LHP Belanja Daerah Tahun Anggaran 2024 dari BPK

Agus mengingatkan bahwa meskipun pemerintah berkomitmen untuk tidak menaikkan Uang Kuliah Tunggal (UKT), pemangkasan anggaran bisa memaksa Perguruan Tinggi Negeri (PTN) menaikkan UKT demi menutupi kekurangan dana operasional. 

Hal ini dapat memicu gejolak di kampus dan menambah beban mahasiswa serta orang tua.

Dalam pandangannya, pemerintah wajib mengalokasikan minimal 20 persen dari APBN dan APBD untuk pendidikan sesuai amanat UUD 1945. 

Meskipun pemerintah pusat telah memenuhi ketentuan ini, pemerintah daerah masih cenderung bergantung pada transfer dana dari pusat tanpa mengalokasikan anggaran pendidikan secara mandiri. 

BACA JUGA:MAN 1 Muara Enim Berkomitmen Maksimalkan Pengelolaan Anggaran: Hadiri Penyerahan DIPA 2025 di KPPN Lahat

Bahkan, sebagian besar dana tersebut digunakan untuk gaji guru, sehingga kabupaten dan kota seolah-olah tidak perlu mengalokasikan dana tambahan.

Aspek lain yang perlu diperhatikan adalah potensi kebocoran dalam implementasi anggaran pendidikan, seperti dalam penyaluran dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan Kartu Indonesia Pintar (KIP). 

Agus menekankan bahwa efisiensi anggaran harus dilakukan tanpa mengorbankan masa depan generasi bangsa. 

Menurutnya, pengurangan anggaran sebaiknya menyasar program administratif, seperti perjalanan dinas, studi banding, dan seminar, daripada memangkas dana yang berpengaruh langsung terhadap mutu pendidikan.

BACA JUGA:Kantor Pertanahan Kabupaten Muara Enim Selesaikan Target Redistribusi Tanah Tahun Anggaran 2024

Ia juga menyoroti dampak pemangkasan anggaran pada sektor lain yang berkaitan dengan perekonomian daerah. 

Jika belanja pemerintah untuk kegiatan seminar dan Focus Group Discussion (FGD) turun drastis, maka industri perhotelan dan sektor pendukung lainnya akan terdampak.

Oleh karena itu, diperlukan langkah antisipatif agar efisiensi anggaran tidak menyebabkan kontraksi ekonomi yang lebih luas. 

Agus menegaskan bahwa kebijakan pemotongan anggaran harus dilakukan dengan bijak agar tidak menghambat pembangunan sumber daya manusia dan pertumbuhan ekonomi nasional.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan