Banyuasin Si Kabupaten Muda: Dari Pemekaran Jadi Raksasa Padi Nasional, Kalahkan Daerah Tua!

Baru berusia 22 tahun, Banyuasin justru pimpin produksi padi se-Indonesia! Ini rahasia suksesnya!--

Gubernur Sumsel Herman Deru pada 18 Juni 2025 saat penandatangan kontrak kontruksi cetak sawah baru mengatakan, 48.000 hektar itu tersebar di daerah di Sumsel.

Rincian 48.000 cetak sawah baru itu terdapat di Kabupaten PALI (3.200 Ha), Kabupaten Empat Lawang (236 Ha), Kabupaten Muratara (600 Ha), Kabupaten Musi Banyuasin (9.400 Ha), Kabupaten Ogan Komering Ilir (11.400 Ha), Kabupaten OKU Timur (10.600 Ha), Ogan Ilir (10.600 Ha), Kabupaten Muara Enim (1.764 Ha), Kabupaten Musi Rawas (200 Ha).

Sumatera Selatan mencatat produksi padi dan beras yang beragam di berbagai kabupaten dan kota pada tahun 2021.

Berdasarkan data terbaru dari Sistem Informasi Satu Data Sumsel, Kabupaten Banyuasin menempati posisi teratas dengan produksi padi mencapai 892.285,26 ton dan produksi beras sebanyak 509.759,87 ton.

BACA JUGA:1 dari 17 Kabupaten dan Kota di Sumsel Unggul Produksi Padi: Penyumbang Target 3,5 Juta Ton Tahun 2025

Kabupaten Banyuasian sendiri merupakan kabupaten pemekaran baru yang berusia 22 tahun, memisahkan diri pada 2002 dari Kabupaten induk Musi Banyuasin.

Ibukota Kabupaten Banyuasin Pangkalan Balai hanya berjarak 40 Km dari Kota Palembang sebagai ibukota Provinsi Sumsel.

Sementara itu, Kabupaten Ogan Komering Ilir juga menunjukkan angka produksi yang signifikan dengan 444.370,5 ton padi dan 253.867,53 ton beras.

Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur mencatatkan produksi padi sebesar 558.995,26 ton dan produksi beras sebanyak 319.352,27 ton, menempatkannya di urutan ketiga.

BACA JUGA:Dua Varietas Padi Organik Muara Enim Resmi Terdaftar di Kementerian Pertanian

Kabupaten Musi Banyuasin juga menjadi salah satu penyumbang utama dengan produksi padi mencapai 150.680,1 ton dan beras sebanyak 86.083,09 ton.

Di sisi lain, beberapa kabupaten dan kota mencatat produksi yang lebih rendah. Kota Prabumulih, misalnya, hanya menghasilkan 145,95 ton padi dan 83,38 ton beras, menjadikannya sebagai wilayah dengan produksi terendah di Sumatera Selatan.

Kota Lubuk Linggau dan Palembang juga memiliki produksi yang lebih kecil, dengan masing-masing menghasilkan 9.188,56 ton dan 10.892,42 ton padi.

Data ini menunjukkan perbedaan signifikan dalam tingkat produksi padi dan beras di seluruh wilayah Sumatera Selatan, mencerminkan berbagai faktor seperti kondisi tanah, cuaca, dan metode pertanian yang diterapkan.

BACA JUGA:Wamentan RI dan Pj Bupati Panen serta Tanam Perdana Padi di Muara Belida

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan