Tiga Elemen Penting Senjata Padamkan Api Karhutla di Muara Enim: Air, Peralatan dan Pertamax dalam Derigen

Anggota BPBD Muara Enim dan aparat TNI bersama tim gabungan sedang memadamkan api kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di wilayah Muara Enim.--

Terlebih lagi, kata Hasbi, lokasi kebakaran lahan dan gambut seringkali jauh dari pusat desa bahkan kecamatan, akses terbatas. Maka dari itu, setiap posko yang dibangun selalu dilengkapi logistik bahan bakar sebagai prioritas.

“Untuk stok BBM kita menggunakan Pertamax yang kita siapkan 5 derigen. Di mana satu derigennya berisi 30 liter Pertamax. Total ada 150 liter minyak Pertamax standby untuk stok,” jelas Hasbi memastikan saat stok Pertamax akan habis mereka akan mengisi dengan BBM baru yang dibeli di wilayah desa yang ada Pertashop atau di pusat kecamatan yang ada SPBU.

Hidup di Posko, Tidur di Hutan, Demi Muara Enim Bebas Asap

Cerita Hasbi, Apriansyah  petugas BPBD, termasuk juga anggota TNI, Polri, Pemerintah Desa, Pemerintah Kecamatan dan masyarakat peduli api yang terlibat dalam pengendalian dan pemadaman kebakaran lahan di Kabupaten Muara Enim adalah adalah potret nyata pengabdian tanpa pamrih.

Perjuangan mereka bertaruh nyawa dalam memadamkan api, layak untuk dihormati dan diapresiasi. Mereka terkadang jarang mandi, berpeluh keringat dan debu, tidur di bawah tenda, makan seadanya.

BACA JUGA:Muara Enim Siap Hadapi Karhutla

Tapi tetap berdiri di garis depan dalam memadamkan api demi menjaga bumi Serasan Sekundang tanpa api, dan tanpa asap.

Siap Siaga Padamkan Karhutla

Dari Januari hingga awal Agustus 2025, tercatat sudah ada 10 kejadian kebakaran hutan dan lahan di wilayah Kabupaten Muara Enim.

Total ada  8 hektar lahan gambut dan 2 hektar lahan mineral yang berhasil dipadamkan.

BACA JUGA:Indonesia 2 Besar Penyumbang Kabut Asap Terbanyak Global: Maksimalkan Pengendalian Karhutla

Kepala Pelaksana BPBD Muara Enim, H. Abdurrozieq Putra, menyatakan bahwa penanganan kebakaran dilakukan secara kolaboratif bersama TNI, Polri, BPBD, Manggala Agni, Damkar, Pemerintah Desa, Pemerintah Kecamatan, masyarakat peduli api, dan perusahaan sekitar.

“Alhamdulillah, dari seluruh kejadian, api berhasil dipadamkan. Bahkan hari ini, berdasarkan pantauan satelit BMKG, Muara Enim zero hotspot,” ujar Abdurrozieq Putra.

Masih kata Abdurrozieq Putra, untuk peralatan yang dimiliki BPBD Kabupaten Muara Enim sudah mencukupi, ada 50 pompa jinjing, 50 roll selang (1 roll = 30 meter), 30 mesin jinjing, 4 mesin apung, 3 mesin mesri, 2 rescue car, 2 mobil suplai air, 3 motor roda tiga yang bisa menampung 300 liter air, 20 motor trail dan sejumlah peralatan pemadam api lainnya.

Abdurrozieq Putra memastikan meskipun berdasarkan prediksi BMKG bahwa puncak kemarau berakhir pada Juli lalu. Pemkab Muara Enim tetap selalu mensiapsiagakan petugas peralatan setidaknya sampai akhir tahun.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan