Tol di Sumsel Bentuk Jalur Emas, Benarkah Palembang Jadi ‘Bandara Ekonomi’ Sumatera?

Tol Trans Sumatera di Sumsel jadikan Palembang simpul emas konektivitas dan magnet investasi baru.--
KORANENIMEKSPRES.COM — Sumatera Selatan kini bergerak cepat menuju status pusat ekonomi baru.
Kuncinya ada pada Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) yang membentang dan menghubungkan enam daerah strategis dengan Palembang sebagai simpul utamanya.
Dari utara hingga selatan, jalur tol membentuk koridor emas: Bakauheni–Kramasan, Palembang–Betung menuju Jambi, hingga Palembang–Prabumulih yang berlanjut ke Bengkulu.
Rangkaian tol ini bukan hanya memendekkan jarak tempuh, tetapi juga memangkas biaya distribusi, mempercepat logistik, dan memperluas peluang investasi lintas sektor.
BACA JUGA:Bukan Lagi Urusan Macet, Jalan Tol di Sumsel Kini Jadi Mesin Cetak Ekonomi Baru
Konektivitas darat tersebut akan dipadukan dengan laut.
Proyek Pelabuhan Tanjung Api-api dan rencana Pelabuhan Internasional Tanjung Carat di Banyuasin disiapkan menjadi pintu ekspor-impor yang menghubungkan Sumsel ke pasar nasional bahkan global, meski proses pelepasan kawasan hutan masih menjadi tantangan.
Dampaknya mulai terasa di sejumlah daerah. Kayuagun terkoneksi lewat Tol Bakauheni–Kramasan, Indralaya menjadi simpul menuju Prabumulih, Prabumulih kini gerbang ke Bengkulu, sementara Banyuasin dan Musi Banyuasin terbantu jalur ke Betung serta Jambi.
Daerah-daerah ini diproyeksikan berkembang menjadi pusat industri, logistik, hingga permukiman modern berbasis konektivitas.
BACA JUGA:Tol Kayu Agung–Palembang–Betung: Jalan Tol Andalan Menuju Ibukota Sumsel
Dengan jalan tol sebagai urat nadi, Sumsel tidak lagi sekadar penyangga ekonomi Pulau Jawa.
Perlahan tapi pasti, provinsi ini menjelma menjadi gravitasi baru pertumbuhan regional di Sumatera bagian selatan.