Serap Aspirasi Nelayan Kepulauan Seribu, PHE OSES Bantu Keramba Jaring Apung
Keramba jaring apung (KJA), yang dikelola oleh LKM Wisata, dapat menampung 1.000 bibit ikan kerapu.--
Kondisi bibit yang tidak memerlukan adaptasi dengan kondisi perairan juga menjadi potensi yang dapat dipertimbangkan.
Selain pemberian KJA, Program Palu Gada (Panggang Lestari dan Mandiri Mendukung Kegiatan Budidaya Ikan Berkelanjutan), PHE OSES juga turut mendorong nelayan budidaya lainnya di Pulau Panggang untuk menciptakan pakan alternatif dengan menggunakan maggot.
Maggot merupakan larva dari lalat jenis black soldier, yang mampu mengurai sampah organik dari rumah tangga.
Hasil dari uraian sampah ini tidak hanya berupa maggot, tetapi juga kasgot yang berguna untuk menyuburkan tanaman. Kasgot merupakan bentuk pupuk organik yang berasal dari sisa makanan maggot.
"Program Palu Gada ini bertujuan untuk mendukung usaha budidaya nelayan di Pulau Panggang melalui penyediaan keramba sebagai sarana pembibitan dan pembuatan pakan alternatif. Dengan adanya keramba jaring apung ini, diharapkan dapat menekan biaya produksi nelayan budidaya, yang berdampak pada bertambahnya penghasilan nelayan," kata Indra Darmawan, Head of Communication Relation & CID PHE OSES.
BACA JUGA:PHR Regional Sumatera Temukan Cadangan Migas di Wilayah Kerja PHE Jambi Merang
Potensi efisiensi biaya operasional untuk pembudidaya ikan dapat dicapai melalui penggunaan pakan yang lebih efisien serta pengelolaan sistem budidaya yang optimal.
Dengan langkah-langkah tersebut, pembudidaya ini dapat menekan biaya produksi, meningkatkan hasil budidaya secara keseluruhan, dan meningkatkan profit usaha budidaya ikan.
Dalam menjalankan program-program pemberdayaan masyarakat, PHE OSES merujuk pada prinsip pemenuhan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/ SDGs), khususnya tujuan nomor satu Tanpa Kemiskinan, tujuan nomor dua Tanpa Kelaparan, tujuan nomor 8 Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi, serta tujuan nomor 14 Ekosistem Laut.