Surplus Beras, Ikan, dan Telur di Sumsel: Pendukung Kuat Ketahanan Pangan Nasional

Sumatera Selatan semakin mengokohkan perannya sebagai provinsi strategis dalam mendukung ketahanan pangan nasional. Dengan keunggulan surplus pada tiga komoditas utama—beras, ikan, dan telur—Sumsel tak hanya memenuhi kebutuhan lokal tetapi juga menyuplai --

KORANENIMEKSPRES.COM – Sumatera Selatan semakin mengokohkan perannya sebagai provinsi strategis dalam mendukung ketahanan pangan nasional.

Dengan keunggulan surplus pada tiga komoditas utama—beras, ikan, dan telur—Sumsel tak hanya memenuhi kebutuhan lokal tetapi juga menyuplai daerah lain, terutama Pulau Jawa, yang memiliki permintaan tinggi.  

Pada 2024, produksi beras Sumsel mencapai 1.635.610 ton, sementara konsumsi lokal hanya 846.060 ton. Surplus sebesar 789.550 ton ini adalah capaian terbaik dalam empat tahun terakhir.

Sektor perikanan juga menunjukkan hasil positif dengan produksi 488.805 ton pada 2023, menyisakan surplus 115.688 ton setelah kebutuhan lokal terpenuhi.

BACA JUGA:Sumatera Selatan Jadi Kunci Ketahanan Pangan Nasional: Fakta, Angka, dan Strateginya

Sedangkan di sektor peternakan, telur ayam ras mencatat surplus 76.643.258 kilogram pada 2024.  

Distribusi Pangan ke Daerah Lain  

Surplus pangan Sumsel tidak hanya memperkuat ketahanan pangan lokal tetapi juga didistribusikan ke berbagai wilayah, termasuk Jakarta, Banten, Jawa Barat, dan Bangka Belitung.

Pemerintah daerah aktif menjalin kerja sama antarprovinsi untuk memastikan distribusi pangan berjalan lancar dan kebutuhan di Pulau Jawa tetap terpenuhi.  

Strategi Pemerintah Sumsel untuk Peningkatan Produksi 

BACA JUGA:Swasembada Pangan di Sumsel Nyata: Surplus Dapat Dorongan Pemerintah Pusat

Penjabat Gubernur Sumsel, Elen Setiadi, mengungkapkan bahwa langkah strategis seperti peningkatan sistem irigasi, penyediaan pupuk, dan pelatihan bagi petani menjadi prioritas pemerintah dalam mendukung Program Strategis Nasional (PSN) sektor pangan.  

Sumsel juga mengintegrasikan sektor pertanian, perikanan, dan peternakan untuk menciptakan sistem produksi pangan yang holistik.

Pertumbuhan ekonomi provinsi ini mencapai 4,9% pada 2024, dengan inflasi terkendali di angka 1,87%, mencerminkan keberhasilan pendekatan tersebut.  

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan