Sumsel Unggul di Tiga Pangan Ini sehingga Mampu Bantu Warga di Daerah Lain karena

KORANENIMEKSPRES.COM – Tiga pangan di Sumsel ini lebih unggul sehingga kelebihannya mampu bantu warga di daerah lain. 

Daerah yang mampu disuplai dari tiga pangan di Sumsel ini ialah daerah provinsi Bangka Belitung dan sebagian Pulau Jawa. 

Kemampuan Sumsel untuk membantu kebutuhan tiga pangan tersebut karena di Sumsel sendiri mengalami surplus tinggi sementara di daerah tersebut permintaan tinggi. 

Ketiga pangan unggul di Sumsel itu adalah beras, ikan dan telur. 

Dengan surplus pangan ini maka Sumsel makin memposisikan diri sebagai daerah terdepan dalam menjaga ketahanan pangan secara nasional.

BACA JUGA:Pegang Peranan Penting Ketahanan Pangan, Sumsel Surplus ditiga Komoditas Ini!

Sumatera Selatan kini menjadi salah satu provinsi yang memegang peranan penting dalam memastikan ketahanan pangan nasional.

Keberhasilan provinsi ini dalam mencapai surplus pangan menjadi kunci tercapainya swasembada pangan di Indonesia, terutama di Pulau Jawa yang memiliki permintaan pangan tinggi.  

Provinsi Sumsel tercatat mengalami surplus pada tiga komoditas utama: beras, ikan, dan telur.

Kondisi ini menandakan bahwa Sumsel memiliki potensi besar untuk tidak hanya memenuhi kebutuhan pangan lokal tetapi juga memenuhi permintaan dari wilayah lain, termasuk Pulau Jawa.

BACA JUGA:3 Komoditas Pangan Surplus di Sumsel yang Penuhi Kebutuhan Pulau Jawa, Ini Faktanya!

Penjabat (Pj) Gubernur Sumsel, Elen Setiadi, dalam Rapat Koordinasi Pangan yang digelar pada 13 Januari 2025 di Griya Agung, mengungkapkan bahwa produksi beras di Sumatera Selatan tahun 2024 mencapai 1.635.610 ton, sementara konsumsi lokal hanya 846.060 ton, menghasilkan surplus sebesar 789.550 ton. Ini merupakan surplus beras terbesar dalam empat tahun terakhir.  

Elen Setiadi juga mengungkapkan surplus signifikan pada dua komoditas lainnya, yakni ikan dan telur ayam ras.

Produksi ikan di Sumsel pada 2023 tercatat mencapai 488.805 ton, sementara kebutuhan lokal hanya 373.116,7 ton, meninggalkan surplus 115.688,3 ton.