Wisata Religi ke Masjid Agung Palembang: Jejak Islam Tua dan Arsitektur Keren yang Menakjubkan

Rabu 07 May 2025 - 20:59 WIB
Reporter : Al Azhar
Editor : Al Azhar

KORANENIMEKSPRES.COM – Di tengah hiruk pikuk kota modern yang terus berkembang, berdiri sebuah simbol keagamaan dan budaya yang telah menjadi saksi perjalanan panjang Islam di Nusantara.

Masjid Agung Palembang, yang terletak di jantung ibu kota Sumatera Selatan, bukan sekadar tempat ibadah, tapi juga pusat peradaban Islam tua yang menyimpan nilai sejarah, budaya, dan arsitektur luar biasa.

Masjid yang kini menjadi salah satu destinasi wisata religi utama di Indonesia ini bukan hanya ramai dikunjungi saat bulan Ramadan atau libur panjang, tapi juga setiap harinya oleh jamaah, wisatawan lokal, hingga pelancong internasional yang tertarik menyaksikan harmoni budaya dalam satu bangunan sakral.

Jejak Islam Tertua di Sumatera Selatan

Masjid Agung Palembang dibangun pada abad ke-18, tepatnya pada masa pemerintahan Sultan Mahmud Badaruddin I Jayo Wikramo, salah satu tokoh penting dalam sejarah Kesultanan Palembang Darussalam.

BACA JUGA:121 Destinasi Wisata di Muara Enim, dari Wisata Alam hingga Wisata Religi dan Budaya

Diresmikan pada tahun 1748, masjid ini merupakan salah satu masjid tertua di Indonesia, sekaligus bukti kuat bahwa Islam telah mengakar di Palembang sejak ratusan tahun lalu.

Bangunan ini awalnya dikenal sebagai Masjid Sultan, dan menjadi pusat kegiatan keagamaan, pendidikan, hingga politik Kesultanan.

Kini, ia berdiri megah di tengah kota, hanya beberapa langkah dari Jembatan Ampera dan Sungai Musi yang legendaris.

 Keunikan Arsitektur: Perpaduan Melayu, Jawa, dan Tionghoa

BACA JUGA:Masjid Abdul Kadim: Wisata Religi dengan Kubah Emas Megah di Sumsel, Destinasi Wajib Kunjungi!

Salah satu aspek paling menarik dari Masjid Agung Palembang adalah gaya arsitekturnya yang unik, yang memadukan tiga unsur budaya: Melayu, Jawa, dan Tionghoa.

Atap limas tumpang dua, mirip dengan arsitektur masjid-masjid Jawa klasik seperti di Demak dan Kudus, menjadi penanda utama.

Unsur Melayu tercermin dari ornamen dan motif ukiran khas pada bagian interior serta mimbar yang kaya dengan nuansa lokal.

Pengaruh Tionghoa tampak pada lengkung atap bagian luar, terutama di menara utama, yang memiliki bentuk menyerupai pagoda.

Kategori :