Menurutnya, batu bara kini tidak hanya bernilai sebagai sumber energi, tetapi juga bisa diolah menjadi produk yang bermanfaat langsung bagi masyarakat.
“Inisiatif ini membuktikan bahwa batu bara dapat diolah menjadi produk ramah lingkungan dan memberikan manfaat nyata, khususnya bagi petani.
Sejalan dengan Asta Cita Presiden yang menekankan kemandirian pangan, PTBA bertekad memberikan kontribusi nyata bagi agenda pembangunan nasional,” ujarnya.
Sementara itu, Turino Yulianto, Direktur Hilirisasi dan Diversifikasi Produk PTBA, menegaskan bahwa kalium humat merupakan bukti keseriusan PTBA untuk menghadirkan inovasi berkelanjutan.
“Kalium humat adalah persembahan kami bagi negeri untuk menghadirkan energi tanpa henti,” jelasnya.
Apresiasi dan Harapan
Peluncuran ini mendapat sambutan positif dari berbagai kalangan.
BACA JUGA:Dulu biasa saja, kini daerah ini menjelma jadi motor ekonomi Sumatera setelah diapit jaringan tol
BACA JUGA:Sumatera Selatan (Sumsel) kini berada di ambang revolusi besar dengan pelaksanaan 15 PSN
Direktur Pupuk Kementerian Pertanian RI, Jekvy Hendra, menyebut kalium humat sebagai solusi tepat dalam mendukung program swasembada pangan nasional.
Senada, Rektor UGM Prof. Ova Emilia menilai keberanian Bukit Asam menggandeng perguruan tinggi sebagai mitra riset merupakan langkah strategis yang perlu dicontoh oleh korporasi lain.
Apresiasi juga datang dari Kementerian ESDM melalui Kepala Badan Geologi, Muhammad Wafid, yang menilai inovasi ini sebagai awal penting untuk mendorong kemandirian bangsa di bidang pangan sekaligus memperluas diversifikasi batu bara.
Menuju Swasembada Pangan Nasional
BACA JUGA:6 Manfaat Sayur Pakis Untuk Pertumbuhan Anak