MUARAENIM,KORANENIMEKSPRES.COM – Upaya memperkuat ketahanan pangan di tingkat desa kembali ditunjukkan oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Midar Jaya, Kecamatan Gelumbang, Kabupaten Muara Enim.
Melalui program budidaya cabe rawit dan cabe merah, BUMDes Midar Jaya menjadi salah satu contoh nyata implementasi dana desa untuk mendukung ketersediaan pangan lokal.
Kamis 4 September 2025, Tenaga Pendamping Profesional Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendesa PDTT) Kabupaten Muara Enim, Sirojudin, turun langsung meninjau lahan perkebunan cabe yang tengah dikembangkan BUMDes Midar Jaya.
Kehadirannya didampingi oleh Kepala Desa Midar, Sumnani, bersama perangkat desa, pengurus BUMDes, dan penyuluh pertanian lapangan (PPL) dari Dinas Pertanian Kecamatan Gelumbang.
BACA JUGA:2 Destinasi Sejuk di Sumsel: Gunung Dempo & Danau Ranau Jadi Favorit Wisata Alam
BACA JUGA:Kopi Sumsel Kuasai 26% Pasar Nasional, Awal 2025 Tembus Ekspor Rp33 Miliar ke Malaysia & Australia
Menurut Sirojudin, pemilihan komoditas cabe bukan tanpa alasan.
Cabe rawit maupun cabe merah merupakan bahan pangan yang nyaris selalu dibutuhkan masyarakat, baik sebagai bumbu utama maupun penambah cita rasa dalam berbagai masakan.
Konsumsinya merata di seluruh lapisan masyarakat, sementara fluktuasi harga cabe sering menjadi isu nasional.
“Pemerintah Desa Midar bersama BUMDes Midar Jaya memilih budidaya cabe sebagai bentuk dukungan terhadap program ketahanan pangan nasional.
BACA JUGA:4 Tol Baru di Sumsel Rubah Arah Ekonomi 4 Provinsi
BACA JUGA:Dari Jaringan Jalan Tol hingga 2 Pelabuhan Besar di Sumsel jadi Penggerak Utama Ekonomi
Program ini merupakan strategi pemerintah pusat untuk memperkuat produksi pangan lokal, menghadapi ancaman krisis pangan global, dan memastikan desa-desa berperan aktif dalam menciptakan kemandirian pangan,” jelas Sirojudin.
Ia menambahkan, inisiatif Desa Midar ini sejalan dengan semangat pembangunan berbasis desa yang menekankan pada pemanfaatan potensi lokal.
Dengan keterlibatan langsung masyarakat, hasil yang dicapai diharapkan tidak hanya berdampak pada ketersediaan pangan, tetapi juga peningkatan ekonomi desa melalui distribusi hasil panen.