Ramadlan menambahkan PetroChina juga mendorong inovasi motif baru setiap tahun agar batik Tanjabtim tetap relevan di pasar.
Selain itu, pembinaan mencakup manajemen usaha, peningkatan standar produksi, hingga strategi pemasaran modern termasuk digitalisasi.
VP Business Support PCJL, Alfiani, menyampaikan bahwa dukungan perusahaan terhadap UMKM batik tidak hanya fokus pada aspek ekonomi, tetapi juga pada pemberdayaan keluarga dan peningkatan kualitas hidup masyarakat.
“Kami melihat bagaimana batik ini menjadi sumber penghidupan, terutama bagi ibu-ibu dan perempuan di sekitar wilayah operasi. Ketika UMKM tumbuh, dampaknya meluas ke pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan keluarga. Ini yang ingin kami kuatkan,” ujarnya.
BACA JUGA:Kriya Muara Enim Laris di Wakatobi WAVE 2025, Batik Petule Diboyong Turis Prancis
Naima Batik kini menggunakan kombinasi pewarna alam seperti daun mangga, kulit jengkol, sabut kelapa, hingga akar mengkudu untuk menghasilkan warna-warna lembut yang menjadi ciri khas batik Tanjabtim.
Motif yang dikembangkan menjadi daya tarik wisata budaya dan telah dibawa hingga pameran nasional.
Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas, Heru Setyadi, memberikan apresiasi atas konsistensi PetroChina dalam mendukung pengembangan UMKM lokal melalui program pemberdayaan masyarakat (PPM)
. Menurutnya, penguatan ekonomi kreatif seperti batik Tanjung Jabung Timur merupakan implementasi nyata dari empat pilar PPM KKKS, khususnya pilar Kemandirian Ekonomi dan Pengembangan Sosial Budaya.
BACA JUGA:Kenalkan Batik Sejak Dini, Puluhan Siswa TK Kunjungi Rumah Batik Serasan
“Program pembinaan UMKM yang dijalankan PetroChina sejalan dengan pilar-pilar PPM KKKS yang menekankan peningkatan kapasitas masyarakat, penguatan ekonomi lokal, serta pelestarian budaya. Ketika masyarakat di sekitar wilayah kerja KKKS mampu mandiri secara ekonomi, maka tujuan besar untuk meningkatkan kesejahteraan dan ketahanan sosial menjadi lebih mudah dicapai, sehingga KKKS tidak hanya fokus pada operasi migas, tetapi juga menghadirkan dampak nyata bagi kesejahteraan masyarakat,” ujar Heru Setyadi.
Menurut Heru, dengan kolaborasi pemerintah daerah, komunitas, dan dukungan berkelanjutan dari PetroChina, batik Tanjung Jabung Timur diyakini akan berkembang menjadi ikon budaya yang tidak hanya memperkaya identitas daerah, tetapi juga memperkuat ekonomi kreatif masyarakat secara berkelanjutan.