Petani Kopi di Sumsel Sumringah dan Kaya Mendadak

Senin 13 May 2024 - 09:06 WIB
Reporter : Ozzi
Editor : Muklis

Meskipun saat ini harga kopi sedang tinggi, petani masih harus mengantisipasi ketika harga kopi anjlok karena biaya perawatan tidak bisa dikurangi.

"Malah terkadang ketika butuh pupuk pemerintah tidak mengeluarkan untuk subsidi, kadang harga pupuk mahal, walaupun harga kopi naik tapi harga pupuk juga mengalami kenaikan," bebernya. 

BACA JUGA:Harga Kopi Sumsel Naik Drastis

BACA JUGA:Angkat 'Kopi Sumsel' Di Pasar Global

Untuk perawatan, pemupukan minimal 2 kali dalam setahun, termasuk juga perawatan dari gulma. 

Perawatan maksimal akan mempemgaruhi hasil buah, dimana 1.000 batang pohon kopi bisa menghasilkan 8-10 kwintal. 

Dirinya berharap agar pemerintah memperhatikan para petani baik itu petani mandiri maupun kelompok tani khususnya terkait pupuk. 

Kalau bisa dibuatkan semacam gudang di daerah atau koperasi sehingga setiap petani tidak mengalami kesulitan.

BACA JUGA:Ini Dia Jumlah Pulau di Sumsel yang Mungkin Belum Anda Ketahui. Ada Satu Kabupaten Miliki Pulau Paling Banyak?

BACA JUGA:Ini Alasan Kenapa Kecamatan Muara Enim Menjadi Sangat Ramai! Cek Fakta. Kecamatan Penduduknya Paling Sedikit?

Begitu pula diutarakan Taufik, petani kopi di Kecamatan Lintang Kanan, Kabupaten Empat Lawang. 

Menurut Tafik, produksi kopi di kebunnya termasuk kebun kopi warga sekitar tergolong melimpah jika dibanding hasil panen tahun lalu. 

Taufik yang sumringah mengaku senang dan bersyukur kepada Allah SWT atas anugrah hasil panen dan harga yang tengah melonjak ini. 

"Sekitar 2 minggu terakhir harga cukup tinggi, dan hasil panen lebih melimpah, ini anugrah rezeki dari Allah," ujarnya. 

BACA JUGA:Kopi Tengkiang Tembus Pasar Luar Negeri

BACA JUGA:Sedang Hits, Inilah Villa di Pagaralam yang Bikin Wisatawan Ramai Berburu Tempat Menginap Saat Liburan

Kategori :