Luar Dalam

Senin 13 Nov 2023 - 21:26 WIB
Reporter : superadmin
Editor : Supri

Maka di belakang saya bajurut berbagai macam Toyota. Aturannya: tidak boleh saling salip. Juga tidak boleh pura-pura terpelintir masuk gravel. Kecepatan maksimal: 80 km/jam. Intinya: ini memang untuk pengalaman saja: ''pernah mengendarai mobil di sirkuit Mandalika''.

 

Yang lebih penting: kapan lagi orang Lombok punya kesempatan masuk Mandalika. Tidak hanya masuk. Sekalian mencoba sirkuitnya.

 

Tahun ini Toyota akan lima kali mengadakan acara seperti itu untuk customer-nya. Sekali acara bayar Rp 125 juta. BMW juga sudah sekali. Porsche segera menyusul.

 

Kalau Porsche seperti itu yang mengadakan komunitas. Bukan agennya. Komunitas Ferrari juga sudah booking.

 

Rasanya acara seperti itu perlu diperbanyak. Termasuk untuk pemilik sepeda motor. Sirkuit Mandalika punya 300-an marshal. Mereka adalah petugas balapan. Mereka perlu kesibukan untuk terus melatih keterampilan di arena sirkuit.

 

Semua marshal itu putra asli Lombok. Mereka dilatih khusus. Sampai 12 kali. Lalu mendapat sertifikat dari organisasi dunia MotoGP.

 

Di Mandalika kemarin saya bertemu banyak marshal. Salah satunya: Mohammad Tata Aprialdi. Ia mahasiswa semester tujuh fakultas teknik Universitas Mataram. Prodi teknik mesin. Rumahnya 15 km dari Mandalika.

 

Waktu itu Tata mendengar ada perekrutan marshal. Tata masih semester lima. Tapi ia gemar balap motor. Tata sendiri punya motor Honda CRF150L. Ia suka ngebut. Arena kebutnya di jalan by pass Mataram. Lapang. Sepi. Ia pernah menggeber motornya itu 200km/jam.

 

Kategori :

Terkait

Senin 13 Nov 2023 - 21:26 WIB

Luar Dalam