Cungkup Agrosari, rumah joglo besar di mana jasad Soeharto disemayamkan, menjadi pusat perhatian di kompleks ini.
Makam Soeharto sendiri terletak berdampingan dengan makam istrinya, Ibu Tien Soeharto, serta beberapa anggota keluarga lainnya, termasuk orang tua dan kakak dari Ibu Tien.
Di dalam cungkup, pengunjung diharapkan untuk menghormati ketenangan tempat tersebut dengan tidak mengambil foto atau video tanpa izin dari penjaga makam.
BACA JUGA:Pantai Nusa Dua: Destinasi Wisata Favorit di Pesisir Tenggara Bali
Mengenal Sejarah dan Edukasi di Astana Giribangun
Selain menjadi tujuan ziarah, Astana Giribangun juga sering dijadikan destinasi wisata sejarah dan edukasi.
Mahasiswa, pelajar, hingga masyarakat umum kerap mengunjungi tempat ini untuk belajar lebih dalam tentang sejarah Indonesia, khususnya terkait kepemimpinan Soeharto.
Kompleks pemakaman ini juga sering menjadi tujuan tur edukatif dari berbagai kota di Jawa Tengah dan sekitarnya, seperti Solo, Yogyakarta, dan Semarang.
BACA JUGA:Keindahan Teras Sawah Ceking di Bali: Lebih dari Sekadar Destinasi Wisata
Bagi pengunjung yang ingin berziarah ke makam Presiden Soeharto, akses menuju Astana Giribangun sangat mudah.
Lokasinya sekitar dua jam perjalanan dari Yogyakarta, dan dekat dengan kawasan wisata alam Tawangmangu di Kabupaten Karanganyar.
Setelah berwisata ke pegunungan, banyak pelancong yang juga menyempatkan diri untuk berkunjung ke makam ini.
Jam Buka dan Fasilitas Pengunjung
BACA JUGA:Kenapa Pagaralam Jadi Destinasi Wisata Favorit di Sumsel, Ini Alasannya!
Astana Giribangun dibuka setiap hari mulai pukul 08.00 hingga 17.00 WIB. Pengunjung dikenakan biaya tiket masuk yang sangat terjangkau, hanya Rp5.000 per orang, yang digunakan untuk pemeliharaan area pemakaman.
Untuk menjaga ketertiban dan kenyamanan, area makam dijaga ketat, terutama di bagian cungkup utama tempat jasad Soeharto dan keluarga dimakamkan.