"Mungkin karena lebih mudah cepat, serta BBM berkualitas yang menjadi jaminan. Membuat Pertashop kita selalu banyak pelanggan," tutur Zia.
BACA JUGA:PT Pertamina Hulu Indonesia dan BOSF Teruskan Kerja Sama Pelestarian Orangutan di Kalimantan Timur
Zia mengungkapkan Pertashop miliknya tidak hanya melayani kebutuhan BBM untuk masyarakat Desa Pajar Bulan saja. Tetapi masyarakat Desa- desa di sekitar di Kecamatan Semendo Darat Ulu (SDU) dan sebagaian masyarakat desa yang ada di Kecamatan Semendo Darat Tengah (SDT).
"Setidaknya ada 20 desa sekitar Desa Pajar Bulan ini, yang mengisi BBM di Pertashop kita. Seperti masyarakat Desa Cahaya Alam, Desa Pelakat, Desa Air Mantai dan desa-desa lain," jelas dia.
Zia menerangkan, Pertashop miliknya memiliki kapasitas tangki 3 ton dan BBM biasanya habis terjual dalam waktu 4-5 hari.
"Saat stok menipis hingga satu ton, saya langsung pesan ke Depo Pertamina Lahat agar tidak ada kekosongan. Pesab di Depo Pertamina Lahat lebih dekat dan efisien, karena dekat hanya 2-3 jam perjalanan untuk sampai ke Pajar Bulan. Berbeda jika harus pesan ke Depo Pertamina Palembang yang bisa memakan waktu lebih dari 7 jam," ungkap Zia.
BACA JUGA:Anugerah Jurnalistik Pertamina 2024 Dibuka, Pertamina Siap Jaring Karya Jurnalistik Terbaik
Zia juga mengaku bersyukur penjualan Pertamax di Pertashop miliknya sangat lancar.
Sebab penjualan Pertamax di Pertashop miliknya tidak hanya dinikmati pengguna kendaraan bermotor saja.
Tetapi para petani juga menggunakan Pertamax di Pertashop untuk mesin penggilingan kopi dan mesin penggilingan padi.
"Sekarang mesin-mesin penggilingan di sini sudah beralih menggunakan Pertamax dari Pertashop. Karena lebih efisien, berkualitas dan tidak merusak mesin. Beberapa masyarakat dan petani ada yang membeli Pertamax menggunakan jerigen untuk stok. Sebab Pertamax bukan BBM bersubsidi. Jadi boleh-boleh saja, tidak ada larangan," terang Zia.
BACA JUGA:SKK Migas Apresiasi Pertamina EP Selesaikan Perekaman Survey Seismik 2D - AMALIA Tanpa Insiden
Zia menuturkan harga Pertamax di Pertashop ini dibanderol Rp12.300 per liter, relatif murah dibandingkan harga eceran Pertalite di kawasan Semendo Raya yang bisa mencapai Rp13.000 hingga Rp14.000 per liter. "Pertamax memang non-subsidi, tapi justru lebih diminati karena kualitasnya terjamin. Harganya tidak terlalu berbeda dengan Pertalite eceran," tambahnya.
Sementara itu, Herliadi, Kepala Desa Pajar Bulan, menegaskan bahwa keberadaan Pertashop di desa mereka sangat membantu aktivitas masyarakat.
"Masyarakat tidak perlu lagi antri panjang di SPBU atau membeli Pertalite eceran. Pertashop memberi kemudahan akses BBM yang berkualitas dengan harga yang kompetitif," jelas Herliadi.