BACA JUGA:Bukit Asam (PTBA) Terima Dua Anugerah Prasetya Ahimsa dari Kementerian ESDM
Pembangunan Pilot Plant Wood Pellet dari kaliandra merah ini merupakan kerjasama PTBA dan Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Yogyakarta.
Hadir dalam kegiatan tersebut, Direktur Teknik dan Lingkungan Minerba Kementerian ESDM, Hendra Gunawan, Dr Sutarto MT, Wakil Rektor UPN Veteran Yogyakarta Dr Eko Amiadji Julianto, MP, Wakil Dekan Fakultas Pertanian UPN Veteran Yogyakarta dan Dr Joko Susilo, MT, Ketua Pusat Studi Energi dan Mineral (PSME) UPN Veteran Yogyakarta.
Sementara itu, Sekretaris Perusahaan (Sekper) PTBA, Niko Chandra mengungkapkan budidaya kaliandra merah merupakan salah satu langkah PTBA dalam mendukung transisi energi demi mencapai target Net Zero Emission pada 2060 yang ditetapkan Pemerintah.
Kaliandra merah diharapkan dapat menjadi sumber energi alternatif yang lebih ramah lingkungan.
BACA JUGA:Peduli Kesehatan Masyarakat, Bukit Asam (PTBA) Gelar Pengobatan Gratis
Hal ini sejalan dengan visi perusahaan untuk menjadi perusahaan energi kelas dunia yang peduli lingkungan.
"Inilah yang menjadi latar belakang utama PTBA dalam mengembangkan Wood Pellet berbahan kaliandra merah untuk biomassa," terang Niko Chandra saat dibincangi koranenimekspres.com secara terpisah.
Masih kata Niko Chandra, tanaman kaliandra merah berperan penting dalam pengembangan energi terbarukan sebagai bahan baku wood pellet untuk biomassa.
Tanaman ini memiliki pertumbuhan relatif cepat, produktivitas tinggi, dan kandungan energi yang cukup baik, sehingga cocok dijadikan sumber biomassa.
BACA JUGA:Kontribusi Optimal Bukit Asam (PTBA) Berbuah Dua Penghargaan Subroto 2024
Wood pellet dari kaliandra merah dapat digunakan sebagai bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan.
Serta mendukung pengurangan emisi karbon dan ketergantungan pada bahan bakar fosil.
Adapun keuntungan dari kaliandra merah yang dijadikan bahan baku biomassa dalam pembuatan Wood Pellet, karena kayunya memiliki nilai kalor yang tinggi, pertumbuhannya cepat, mudah tumbuh pada berbagai kondisi, serta cepat bertunas.
Kaliandra merah juga menyerap karbon dari udara untuk memproduksi biomassa. "Dengan mencampurkan biomassa dan batu bara, maka emisi dapat dikurangi," papar Niko.
BACA JUGA:Bukit Asam (PTBA) Raih Penghargaan Annual Report Award 2023