Di mana program wood pellet dengan menerapkan praktik pengelolaan hutan yang berkelanjutan, termasuk penanaman ulang kaliandra merah, pemantauan lingkungan secara berkala, dan menjaga keanekaragaman hayati.
PTBA juga melibatkan masyarakat lokal dalam pengelolaan lahan dan pemanfaatan biomassa.
"Sehingga program ini memberikan dampak ekonomi sekaligus menjaga keseimbangan ekosistem untuk jangka panjang," papar Niko Chandra.
BACA JUGA:Bukit Asam (PTBA) Sabet 5 Penghargaan Good Mining Practice dari Kementerian ESDM
Untuk mendukung suksesnya Wood Pellet dari kaliandra merah ini, kata Niko, PTBA sudah membangun infrastruktur dan teknologi yang dibutuhkan yakni bangunan pabrik, chipper, hammer mill, rotary screener, dryer, pelleting.
Niko mengharapkan melalui program wood pellet dari kaliandra merah bisa mendukung tercapainya target energi terbarukan Indonesia, sebagai sumber energi alternatif dapat membantu mengurangi penggunaan bahan bakar fosil dan menekan emisi karbon.
"Biomassa ini bisa digunakan sebagai bahan bakar campuran batu bara (cofiring) untuk menghasilkan listrik," jelas Niko Chandra.