Kawasan rawa gambut ini tersebar di berbagai kabupaten, seperti Ogan Komering Ilir (OKI) dan Banyuasin.
BACA JUGA:Sumsel dari Lumbung Batubara hingga Wisata Jembatan Ampera, Tempat Investasi Penuh Cuan
Sayangnya, kawasan ini sering terancam oleh aktivitas pembakaran lahan dan alih fungsi untuk perkebunan.
Oleh karena itu, pemerintah dan berbagai organisasi lingkungan kini gencar melakukan upaya rehabilitasi untuk menjaga keberlanjutan hutan rawa gambut.
Potensi Wisata dan Edukasi di Alam Sumsel
Selain keindahannya, hutan di Sumsel menyimpan potensi besar sebagai destinasi wisata edukasi.
Wisatawan dapat menjelajahi hutan tropis dengan aktivitas seperti bird watching, trekking, hingga susur sungai di kawasan rawa.
BACA JUGA:Surplus Beras, Ikan, dan Telur di Sumsel: Pendukung Kuat Ketahanan Pangan Nasional
Program ekowisata ini tidak hanya menawarkan pengalaman unik tetapi juga meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga lingkungan.
Langkah Pelestarian Hutan dan Alam Sumsel
Untuk menjaga keindahan dan manfaat ekologisnya, pemerintah daerah Sumsel bekerja sama dengan organisasi internasional dan masyarakat lokal.
Salah satu inisiatif utama adalah melibatkan masyarakat sekitar hutan dalam program pelestarian berbasis ekonomi hijau, seperti pengembangan madu hutan dan pemanfaatan hasil hutan bukan kayu secara berkelanjutan.
BACA JUGA:3 Komoditas Pangan Surplus di Sumsel yang Penuhi Kebutuhan Pulau Jawa, Ini Faktanya!
Masa Depan Keindahan Alam Sumsel
Hutan dan alam Sumsel bukan hanya warisan berharga tetapi juga aset strategis bagi keberlanjutan lingkungan global.
Dengan kombinasi wisata berkelanjutan, edukasi lingkungan, dan pelestarian, Sumsel bisa menjadi contoh bagi provinsi lain dalam menjaga keseimbangan antara pembangunan dan ekologi.