Mentan Jadikan Sumsel Daerah Produksi Padi Terbesar di Indonesia, dari Peringkat 3 ke Peringkat I

Ke depan Menteri Pertanian Amran Sulaiman akan jadikan Provinsi Sumsel sebagai daerah produksi padi terbesar di Indonesia. Foto: kolase/sumselprov--

BACA JUGA:Sumsel Bukan Hanya Kopi! Panen Padinya Bikin Jawa Melirik. Banyuasin Juara, Prabumulih Cuma Dapat Secuil

Herman Deru menyebut Provinsi Sumsel menjadi sasaran daerah lain untuk study banding mengenai Tenaga Pendamping Peningkatan Ekonomi Pertanian (PPEP).

Tidak semua daerah di negeri ini mampu memproduksi padi dengan jumlah besar untuk menjaga ketahanan pangan nasional.

Produksi padi terbesar hanya ada Provinsi Sumsel bersama 4 daerah lain di Indonesia. 

Khusus di Sumsel, karena produksinya besar sehingga tidak hanya bisa menjamin ketersedian beras warganya saja tapi mampu membantu daerah lain seperti Pulau Jawa karena penduduk yang banyak dan permintaan tinggi. 

Ke depan, produksi padi di Sumsel diproyeksi berlipat seiring dengan operasional Bendungan Tigadihaji di Kabupaten OKU yang menghabiskan dana Rp3,7 triliun untuk mengairi 18 ribu hektar sawah petani. 

BACA JUGA:5 Daerah di Indonesia dengan Produksi Padi Terbesar: Sumsel Salah Satunya Penopang Pangan Nasional

Provinsi Sumsel termasuk 1 dari 5 daerah di Indonesia dengan produksi terbesar sehingga berkontribusi penopang pangan nasional.

Adapun 5 daerah dengan produksi padi terbesar yaitu, Provinsi Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, Sumatera Selatan (Sumsel) dan Provinsi Sulawesi Selatan. 

Di Sumsel sendiri, produksi padi terus meningkat drastis sejak tahun 2021 hingga 2024. 

Sehingga Sumsel mencatatkan rekor produksi padi tertinggi dengan surplus tahun 2024 sebanyak 828,03 ribu ton. 

BACA JUGA:Ini Daerah Unggul di Sumsel Produksi Padi dan Beras di Sumsel, Penyangga Utama Pangan Sumsel

Agar penyerapan padi petani tepat dan harga terkendali, Penjabat (Pj) Gubernur Sumsel Elen Setiadi memimpin rapat koordinasi lanjutan penyerapan dan pengendalian harga gabah di Provinsi Sumsel. Griya Agung Palembang, 11 Februari 2025. 

Dalam arahannya Elen Setiadi mengatakan sebagai tindak lanjut arahan Presiden RI Prabowo Subianto untuk menyerap hasil gabah para petani sehingga harga dipetani dapat dikendalikan dengan baik dan tidak menimbulkan gejolak pada masyarakat.

"Kita perlu mengambil antisipasi dalam penyerapan harga gabah di tingkat petani. Tujuannya ialah ingin menyerap dengan harga Rp6,500 serta Kita akan mendukung Buloq untuk menyerap dari potensi produksi padi yang dihasilkan," ungkapnya.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan