Tradisi Kraton Yogyakarta: Garebeg Sawal 2025 dengan Tujuh Gunungan

Reporter: Sigit |

Editor: Sherly |

Rabu , 02 Apr 2025 - 08:25

Kraton Yogyakarta kembali menyelenggarakan tradisi Garebeg Sawal pada Senin 31 Maret 2025 bertepatan dengan tahun Je 1958 dalam penanggalan Jawa. Foto: net--

Sebelum prosesi Garebeg, terlebih dahulu dilakukan tradisi Numplak Wajik pada Jumat, 28 Maret 2025, setelah salat asar di Panti Pareden, Kompleks Magangan.

KRT Kusumanegara mengimbau masyarakat yang ingin mengikuti rangkaian peringatan Idulfitri dan Garebeg Sawal agar tetap menjaga ketertiban.

Setelah prosesi doa di Masjid Gedhe, gunungan akan dibagikan kepada masyarakat yang hadir.

Selama peringatan Idulfitri di kawasan Kraton Yogyakarta, berlaku zona larangan terbang (no-fly zone) yang melarang penggunaan drone atau perangkat sejenisnya dalam radius 0-150 meter dari permukaan tanah.

Larangan ini berdasarkan Nomor NOTAM B0278/25 NOTAMN yang diterbitkan AirNav Indonesia dan berlaku mulai Sabtu, 30 Maret 2025 pukul 23.00 WIB hingga Selasa, 1 April 2025.

Jenis-Jenis Gunungan dan Maknanya

Dalam Garebeg Sawal, terdapat lima jenis gunungan yang dibagikan, yakni Gunungan Kakung, Gunungan Estri/Wadon, Gunungan Gepak, Gunungan Dharat, dan Gunungan Pawuhan.

Gunungan Kakung dibuat tiga buah dan masing-masing diperuntukkan bagi Masjid Gedhe, Pura Pakualaman, dan Kepatihan.

Sementara itu, Gunungan Pawuhan akan diberikan khusus kepada Abdi Dalem Pengulon.

Garebeg sendiri merupakan upacara budaya yang telah berlangsung turun-temurun di Kraton Yogyakarta.

Istilah “Garebeg” berasal dari bahasa Jawa yang berarti berjalan bersama di belakang pemimpin, mencerminkan iring-iringan yang mengikuti prosesi ini.

Selain itu, ada juga makna lain yang mengaitkan kata "Garebeg" dengan "gumrebeg," yang menggambarkan suara angin atau keramaian yang terjadi selama prosesi.

tradisi kraton yogyakarta: garebeg sawal 2025 dengan tujuh gunungan                            kotranenimekspres.com,- kraton yogyakarta kembali menyelenggarakan tradisi garebeg sawal pada senin 31 maret 2025 bertepatan dengan tahun je 1958 dalam penanggalan jawa. 
sebagai bagian dari peringatan idulfitri, kraton membagikan tujuh gunungan yang menjadi simbol kemurahan hati raja kepada rakyatnya. 
berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, prosesi kali ini tidak akan melintasi alun-alun utara.
prosesi garebeg sawal 2025
gunungan yang disusun di bangsal pancaniti, kamandungan lor, akan dibawa menuju masjid gedhe oleh kanca abang melalui jalur regol brajanala-sitihinggil lor-pagelaran. 
baca juga:tol prambanan dibuka: perjalanan jakarta-yogyakarta kini lebih mudah! 
setelah didoakan di masjid gedhe, dua gunungan akan dialihkan ke pura pakualaman dan kompleks kepatihan.
koordinator pelaksanaan garebeg sawal 2025, krt kusumanegara, menjelaskan bahwa iring-iringan gunungan akan dikawal oleh sepuluh bregada prajurit keraton, yaitu wirabraja, dhaeng, patangpuluh, jagakarya, prawiratama, ketanggung, mantrijero, nyutra, bugis, dan surakarsa. 
bregada bugis akan bertugas mengawal gunungan hingga kepatihan, sementara gunungan untuk pura pakualaman akan dikawal oleh prajurit dragunder dan plangkir.
salah satu yang menjadi perhatian dalam garebeg sawal tahun ini adalah kehadiran abdi dalem palawija setelah sekian lama absen. 
baca juga:ini namanya soto lenthok, kuliner yogyakarta bikin nyandu, disini lokasinya
abdi dalem palawija merupakan kesatuan abdi dalem yang terdiri dari individu dengan kondisi fisik khusus yang bertugas mengiringi upacara penting. 
pada gladi resik yang berlangsung pada minggu, 23 maret 2025, setidaknya dua abdi dalem palawija cebol dan satu abdi dalem palawija albino turut hadir.
rangkaian acara sebelum dan sesudah garebeg
sebelum prosesi garebeg, terlebih dahulu dilakukan tradisi numplak wajik pada jumat, 28 maret 2025, setelah salat asar di panti pareden, kompleks magangan. 
baca juga:mengenal hubungan keempat 'royal families' di yogyakarta dan solo
krt kusumanegara mengimbau masyarakat yang ingin mengikuti rangkaian peringatan idulfitri dan garebeg sawal agar tetap menjaga ketertiban. 
setelah prosesi doa di masjid gedhe, gunungan akan dibagikan kepada masyarakat yang hadir.
selama peringatan idulfitri di kawasan kraton yogyakarta, berlaku zona larangan terbang (no-fly zone) yang melarang penggunaan drone atau perangkat sejenisnya dalam radius 0-150 meter dari permukaan tanah. 
larangan ini berdasarkan nomor notam b0278/25 notamn yang diterbitkan airnav indonesia dan berlaku mulai sabtu, 30 maret 2025 pukul 23.00 wib hingga selasa, 1 april 2025.
baca juga:menjelajah 5 soto legendaris di yogyakarta yang bikin lidah bergoyang dan kenangan tak terlupakan!
jenis-jenis gunungan dan maknanya
dalam garebeg sawal, terdapat lima jenis gunungan yang dibagikan, yakni gunungan kakung, gunungan estri/wadon, gunungan gepak, gunungan dharat, dan gunungan pawuhan. 
gunungan kakung dibuat tiga buah dan masing-masing diperuntukkan bagi masjid gedhe, pura pakualaman, dan kepatihan. 
sementara itu, gunungan pawuhan akan diberikan khusus kepada abdi dalem pengulon.
garebeg sendiri merupakan upacara budaya yang telah berlangsung turun-temurun di kraton yogyakarta. 
baca juga:menyusuri keindahan malam di bukit bintang yogyakarta
istilah “garebeg” berasal dari bahasa jawa yang berarti berjalan bersama di belakang pemimpin, mencerminkan iring-iringan yang mengikuti prosesi ini.
selain itu, ada juga makna lain yang mengaitkan kata "garebeg" dengan "gumrebeg," yang menggambarkan suara angin atau keramaian yang terjadi selama prosesi.
penutupan garebeg dengan bedhol songsong
setelah gunungan dibagikan dan prosesi garebeg selesai, pada malam harinya akan digelar acara bedhol songsong di kagungan dalem sasana hinggil dwi abad. 
baca juga:kampung pecinan ketandan: keunikan wisata budaya di belakang malioboro yogyakarta
bedhol songsong merupakan tradisi mencabut payung (songsong) sebagai tanda berakhirnya rangkaian hajad dalem garebeg dan ngabekten. 
dalam sejarahnya, payung-payung ini sebelumnya digunakan oleh pejabat administratif sultan yang datang ke keraton untuk pisowanan (menghadap sultan) selama rangkaian upacara berlangsung.
meski tradisi menancapkan payung oleh pejabat luar keraton tidak lagi dilakukan, namun sebagai bentuk pelestarian budaya, pementasan wayang kulit tetap diselenggarakan setiap tahun. 
pada garebeg sawal 2025, pertunjukan wayang kulit akan menghadirkan lakon "sumantri ngenger" yang dibawakan oleh dalang ml. cermo kartiko mulai pukul 19.30 wib.
baca juga:taman pintar yogyakarta tempat rekreasi dan edukasi terpopuler
dengan berlangsungnya garebeg sawal, kraton yogyakarta terus menjaga kelestarian budaya serta nilai-nilai filosofi yang diwariskan dari generasi ke generasi. 
prosesi ini bukan hanya sekadar tradisi, tetapi juga simbol rasa syukur serta harmoni antara raja dan rakyatnya.

Tag

Share

Koran Edisi Terbaru

Baca Koran Enim Ekspres 4 April 2025

Berita Terkini

Berita Terpopuler

Berita Pilihan