Bekasi Jadi Tuan Rumah ASEAN U-23 Championship 2025

Bekasi dipercaya jadi tuan rumah ASEAN U-23 Championship 2025. Apakah Stadion Patriot siap? PSSI berjanji akan melakukan perbaikan.--
KORANENIMEKSPRES. COM---Bekasi Siap Menjadi Tuan Rumah ASEAN U-23 Championship 2025: Stadion Patriot Diharapkan Bersinar Meski Ada Tantangan.
Bekasi, yang terletak di pinggiran Jakarta, kini menjadi sorotan internasional setelah dipilih sebagai tuan rumah untuk ajang ASEAN U-23 Championship 2025.
Keputusan ini membawa Stadion Patriot sebagai venue utama untuk pertandingan, bersama dengan Stadion Gelora Bung Karno (GBK) di Jakarta.
Kompetisi ini dijadwalkan akan dimulai pada 15 hingga 31 Juli 2025, dan akan mempertemukan tim-tim terbaik dari negara-negara ASEAN dalam kategori usia U-23.
BACA JUGA:Layak Bermain di Seri B Italia, Roberto Mancini Puji 4 Pemain Timnas Indonesia U-23
Pemilihan Bekasi sebagai tuan rumah tentu menjadi kebanggaan tersendiri bagi warga kota ini.
Namun, tidak sedikit yang mengkritisi kualitas Stadion Patriot yang dianggap belum sepenuhnya memenuhi standar internasional.
Mengingat kapasitas stadion ini mencapai 30.000 tempat duduk, ada beberapa tantangan terkait fasilitas dan infrastruktur yang harus segera dibenahi agar bisa menyambut ribuan penonton dan peserta yang datang.
Tantangan Kualitas Stadion Patriot: PSSI Janji Lakukan Perbaikan
Meskipun kritik terhadap kualitas stadion ini terus berdatangan, PSSI (Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia) telah menegaskan komitmennya untuk memastikan Stadion Patriot siap menjadi tuan rumah pertandingan bergengsi ini.
BACA JUGA:Kecewa, Gagal Menuju Final Piala Asia U-23, Timnas Indonesia U-23 Dibekuk Uzbekistan 0-2
PSSI mengaku masih memiliki waktu lebih dari dua bulan sebelum kompetisi dimulai, yang berarti ada peluang untuk melakukan perbaikan terkait fasilitas, kebersihan, dan kenyamanan bagi penonton dan pemain.
Stadion Patriot sendiri memang memiliki sejarah yang cukup baik di kancah olahraga Indonesia, namun saat ini banyak yang merasa kualitasnya masih jauh dari ekspektasi internasional.
Salah satu kritik utama adalah infrastruktur yang kurang memadai untuk menghadapi jumlah pengunjung yang banyak serta beberapa fasilitas pendukung yang dinilai belum optimal.