Infrastruktur Besar-Besaran: Sumsel Bukan Lagi Wilayah Penghubung, Tapi Titik Sentral Ekonomi Baru Lewat Jalan
Transformasi infrastruktur Sumatera Selatan membuka babak baru ekonomi regional lewat tol, energi hijau, dan ekspor.--
BACA JUGA:Palembang-Jambi via Tol hanya 2 Jam Logis karena Cuma 170 Km
Sumsel tak hanya mengandalkan tol, tapi juga memperkuat moda transportasi berkelanjutan.
Pengembangan LRT Sumsel dan revitalisasi jalur kereta api Kertapati–Lahat menunjukkan komitmen terhadap pengurangan emisi dan peningkatan mobilitas urban yang modern.
Langkah ini mendukung peralihan dari kendaraan pribadi ke transportasi publik yang ramah lingkungan, sejalan dengan agenda hijau nasional.
Pelabuhan, Kawasan Industri, dan Akses Global: Saat Jalan Tol Jadi Koridor Ekspor
BACA JUGA:Sumsel Dikelilingi 4 Tol Penomenal, Aksesibilitas dari dan ke 3 Provinsi jadi Lebih Dekat dan Mudah
Jalan tol yang dibangun akan berperan sebagai feeder utama menuju Palembang New Port, pelabuhan strategis baru di Sumsel.
Ini menjadikan distribusi barang lebih cepat dan efisien ke pasar domestik maupun internasional.
Proyek ini juga terintegrasi dengan pengembangan Kawasan Industri Tanjung Enim, yang didesain sebagai episentrum industri nasional masa depan.
Dengan konektivitas tol, pelabuhan, dan kawasan industri, Sumsel siap mengekspor lebih dari sekadar produk—ia mengekspor keunggulan.
Ketahanan Pangan dan Pertanian: Akses Tol Permudah Distribusi Hasil Tani
Konektivitas tol membuka akses menuju daerah pertanian terpencil. Proyek pembangunan bendungan Tiga Dihaji, serta jaringan irigasi DI Lematang dan DI Komering, akan memperkuat ketahanan pangan dan meningkatkan pendapatan petani.
Tol memungkinkan hasil tani sampai lebih cepat ke pasar, mengurangi kerugian pasca panen, dan memperkuat posisi petani dalam rantai pasok nasional.
Energi Bersih dan Logistik Hijau: Jalan Tol Dukung Proyek Energi Masa Depan
Sumsel juga sedang memimpin dalam transisi energi hijau. Dua proyek utama yang diandalkan:
Kilang Hijau RU III Plaju
- Tag
- Share
-
-
