Terbentuk Tahun 2002, Kabupaten Ini Penyokong Utama Produksi Padi Terbesar di Sumsel

Kabupaten yang terbentuk tahun 2002 ini jadi penyokong utama Sumsel dalam produksi padi. Foto: kolase/pemkab banyuasin--
BACA JUGA:Berjarak 40 Km dari Palembang, Ini Kabupaten Jago Produksi Padi di Sumsel
BACA JUGA:Cetak 48.000 Hektar Sawah Baru: Sumsel Menuju 2 Besar Penghasil Padi dan Beras Terbesar di Indonesia
Sumatera Selatan mencatat produksi padi dan beras yang beragam di berbagai kabupaten dan kota pada tahun 2021.
Berdasarkan data terbaru dari Sistem Informasi Satu Data Sumsel, Kabupaten Banyuasin menempati posisi teratas dengan produksi padi mencapai 892.285,26 ton dan produksi beras sebanyak 509.759,87 ton.
Kabupaten Banyuasian sendiri merupakan kabupaten pemekaran baru yang berusia 22 tahun, memisahkan diri pada 2002 dari Kabupaten induk Musi Banyuasin.
Ibukota Kabupaten Banyuasin Pangkalan Balai hanya berjarak 40 Km dari Kota Palembang sebagai ibukota Provinsi Sumsel.
Sementara itu, Kabupaten Ogan Komering Ilir juga menunjukkan angka produksi yang signifikan dengan 444.370,5 ton padi dan 253.867,53 ton beras.
Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur mencatatkan produksi padi sebesar 558.995,26 ton dan produksi beras sebanyak 319.352,27 ton, menempatkannya di urutan ketiga.
BACA JUGA:Dua Varietas Padi Organik Muara Enim Resmi Terdaftar di Kementerian Pertanian
BACA JUGA:Pemprov Sumsel Dukung Revitalisasi Penggilingan Padi, Wujud Nyata Ketahanan Pangan
Kabupaten Musi Banyuasin juga menjadi salah satu penyumbang utama dengan produksi padi mencapai 150.680,1 ton dan beras sebanyak 86.083,09 ton.
Di sisi lain, beberapa kabupaten dan kota mencatat produksi yang lebih rendah. Kota Prabumulih, misalnya, hanya menghasilkan 145,95 ton padi dan 83,38 ton beras, menjadikannya sebagai wilayah dengan produksi terendah di Sumatera Selatan.
Kota Lubuk Linggau dan Palembang juga memiliki produksi yang lebih kecil, dengan masing-masing menghasilkan 9.188,56 ton dan 10.892,42 ton padi.
Data ini menunjukkan perbedaan signifikan dalam tingkat produksi padi dan beras di seluruh wilayah Sumatera Selatan, mencerminkan berbagai faktor seperti kondisi tanah, cuaca, dan metode pertanian yang diterapkan.