7 Penyebab Utama Maraknya Kasus Bullying

Reporter: Sherli |

Editor: Leo |

Senin , 11 Aug 2025 - 13:42

Mengapa sekarang marak sekali kasus bullying?. foto:Sherli--

Anak atau remaja ingin diterima di kelompoknya, kadang ikut-ikutan bully agar dianggap "keren" atau "kuat".

Budaya senioritas, terutama di sekolah atau organisasi, bisa jadi pemicu bullying yang dianggap normal atau "tradisi".

4. Pola Asuh & Trauma Masa Kecil

Anak yang tumbuh di lingkungan penuh kekerasan, pelecehan, atau tanpa kasih sayang cenderung meniru pola tersebut.

Pelaku bullying seringkali dulunya korban kekerasan atau bullying juga.

5. Minimnya Tindakan Tegas dari Sekolah & Masyarakat

Banyak kasus bullying yang dianggap remeh atau didiamkan oleh guru, sekolah, bahkan orang tua.

Korban tidak dilindungi, dan pelaku tidak mendapat sanksi yang mendidik atau tegas.

Rasa takut bicara dan minim dukungan membuat korban memendam hingga depresi.

6. Kesehatan Mental yang Diabaikan

Korban bullying bisa mengalami:

Depresi

7 penyebab utama maraknya kasus bullying                            koranenimekspres.com - bullying memang sudah ada sejak dulu, tapi pada zaman sekarang, kasusnya semakin marak, bervariasi bentuknya, dan bahkan bisa sampai merenggut nyawa korban. 
ini terjadi karena gabungan banyak faktor yang saling berkaitan baik dari sisi pelaku, korban, lingkungan, hingga pengaruh teknologi.
berikut penjelasan tentang penyebab utama maraknya bullying saat ini, termasuk kenapa bisa sampai berakibat fatal:
1. kurangnya pendidikan emosional & moral
baca juga:8 cara untuk menjadi ibu yang baik untuk anaknya
baca juga:6 cara menjadi good looking menurut islam
banyak anak dan remaja tidak diajarkan empati, kontrol emosi, dan cara sehat menghadapi konflik.
sekolah lebih fokus pada akademik, bukan pembentukan karakter.
akibatnya, pelaku mudah mem-bully karena tidak sadar dampaknya.
2. pengaruh media sosial & cyberbullying
baca juga:inilah cemilan menyehatkan rujak bawang putih
baca juga:3 penyebab anak terkena diabetes
media sosial memudahkan perundungan tanpa tatap muka (cyberbullying), jadi pelaku merasa lebih "aman" karena tidak melihat reaksi korban secara langsung.
komentar jahat, body shaming, doxing, hingga fitnah bisa menyebar cepat.
korban merasa tidak aman, bahkan di rumah, karena bullying bisa terjadi 24 jam.
3. tekanan sosial & lingkungan
baca juga:9 cara efektif mengajari anak tidak berbohong
baca juga:9 cara yang bisa orang tua edukasikan kepada anak tentang puber
anak atau remaja ingin diterima di kelompoknya, kadang ikut-ikutan bully agar dianggap "keren" atau "kuat".
budaya senioritas, terutama di sekolah atau organisasi, bisa jadi pemicu bullying yang dianggap normal atau "tradisi".
4. pola asuh & trauma masa kecil
anak yang tumbuh di lingkungan penuh kekerasan, pelecehan, atau tanpa kasih sayang cenderung meniru pola tersebut.
baca juga:4 penyakit bangun pagi namun tidak shalat menurut islam
baca juga:selain nikmat dan lezat, rasakan manfaat bubur ketan hitam
pelaku bullying seringkali dulunya korban kekerasan atau bullying juga.
5. minimnya tindakan tegas dari sekolah & masyarakat
banyak kasus bullying yang dianggap remeh atau didiamkan oleh guru, sekolah, bahkan orang tua.
korban tidak dilindungi, dan pelaku tidak mendapat sanksi yang mendidik atau tegas.
baca juga:umkm dan kripto: antara peluang digital dan tantangan regulatori
baca juga:7 cara menjual tanah dengan mudah dan cepat
rasa takut bicara dan minim dukungan membuat korban memendam hingga depresi.
6. kesehatan mental yang diabaikan
korban bullying bisa mengalami:
depresi
baca juga:2 jenis talak menurut agama islam
baca juga:7 dampak negatif jika anak jarang diajak bicara oleh orang tua
gangguan kecemasan
rasa rendah diri
trauma jangka panjang
jika tidak ditangani, bisa berujung pada bunuh diri atau tindakan nekat lain.
baca juga:10 ciri istri yang sangat sayang sama suami
baca juga:10 ciri cinta suami sudah berkurang
7. normalisasi kekerasan di media & masyarakat
tayangan tv, film, game, atau konten digital sering menampilkan kekerasan atau perundungan sebagai hal lucu atau keren.
budaya "lelucon kasar" atau "candaan berlebihan" membuat bullying dianggap bukan masalah serius.
kenapa bisa sampai merenggut nyawa?
baca juga:6 sikap bijak kita yang harus diambil jika menjadi korban fitnah
baca juga:8 dosa yang menjadi penghalang rezeki menurut islam
korban merasa putus asa, sendirian, dan tidak berharga.
tidak semua orang bisa minta tolong atau cerita saat disakiti.
jika lingkungan sekitar tidak peka, korban bisa mengalami krisis mental yang parah dan memilih mengakhiri hidup.
apa yang bisa dilakukan?
baca juga:4 ucapan yang harus waspadai orang yang gemar berhutang 
baca juga:5 dampak negatif jika orang tua membandingkan anaknya
pendidikan karakter sejak dini
sanksi tegas untuk pelaku
sistem pendampingan psikologis di sekolah
lingkungan yang aman untuk bicara
baca juga:dampak negatif mengkonsumsi madu
baca juga:cara matikan dan hidupkan hp tanpa.tombol power: ketuk 2 kali
peka terhadap tanda-tanda korban bullying
kalau kamu atau orang terdekat sedang mengalami bullying, kamu tidak sendiri, dan itu bukan salahmu.
ada banyak cara dan tempat yang bisa bantu termasuk konselor, guru, teman terpercaya, atau layanan psikolog profesional.

Tag

Share

Koran Terkait

Kembali ke koran edisi Enim Ekspres 12 Agustus 2025

Berita Terkini

Berita Terpopuler

Berita Pilihan