Peringatan Maulid Nabi di Pajar Bulan: Lebih dari Sekadar Ritual, Jadi Momentum Pendidikan dan Persatuan Umat

Suasana khidmat bercampur semarak kebersamaan mewarnai peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW yang digelar masyarakat Desa Pajar Bulan. foto:Ist--
Bagi kami, kegiatan keagamaan adalah sarana membangun generasi yang berakhlak,” ujarnya.
Herliadi juga menambahkan, pembagian hadiah bagi para pemenang lomba bukan hanya bentuk apresiasi, tetapi juga cara memotivasi anak-anak dan remaja agar semakin mencintai kegiatan islami.
BACA JUGA:Jalan Tol Sumsel Dukung Ekonomi Hijau dan Transportasi Ramah Lingkungan
BACA JUGA:Gerbang 3 ruas utama tol trans sumatera ada di salah satu kota di Sumsel
“Hadiah ini adalah simbol dukungan.
Semoga anak-anak kita semakin rajin mengaji, terbiasa mengumandangkan azan, dan kelak menjadi generasi penerus yang mampu menjaga nilai-nilai Islam,” pungkasnya.
Momentum Maulid Nabi di Pajar Bulan kali ini tak sekadar menjadi perayaan ritual tahunan, melainkan juga menjadi sarana pendidikan agama yang hidup di tengah masyarakat.
Semangat kebersamaan warga, antusiasme anak-anak dalam lomba, hingga dukungan penuh pemerintah desa mencerminkan bahwa nilai-nilai Islam bukan hanya dihafal, melainkan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
BACA JUGA:Dampak Ekonomi dan Sosial: Sumsel Jadi Pusat Distribusi Strategis Karena Jalan Tol
BACA JUGA:Solusi Pertanian Masa Depan, Mina Padi untungkan Petani!
Lebih dari itu, peringatan ini juga memperlihatkan bagaimana desa mampu menjaga tradisi keagamaan sekaligus menjadikannya sebagai ruang persatuan.
Di tengah arus modernisasi, semangat seperti ini menjadi penting agar generasi muda tetap berakar pada nilai-nilai spiritual dan kearifan lokal.
Dengan semarak kegiatan dan penuh makna, peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Desa Pajar Bulan tahun 1447 H ini benar-benar menjadi bukti bahwa kecintaan umat pada Rasulullah tak pernah pudar. Bahkan semakin tumbuh kuat sebagai spirit kebersamaan, persatuan, dan penguatan iman di bumi Serasan Sekundang.