24 Puskesmas di 22 Kecamatan: Muara Enim Dorong Pemerataan Layanan Kesehatan

Pemerataan layanan kesehatan Muara Enim makin nyata dengan hadirnya puskesmas di pelosok.--
KORANENIMEKSPRES.COM----Akses kesehatan kini bukan lagi monopoli wilayah perkotaan. Data BPS Kabupaten Muara Enim tahun 2024 menunjukkan pemerataan fasilitas kesehatan hingga ke pelosok kecamatan.
Tercatat ada 24 puskesmas rawat inap dan non rawat inap tersebar di 22 kecamatan, yang menjadi ujung tombak pelayanan dasar bagi masyarakat pedesaan.
Kecamatan Semendo Darat Laut, Lubai, dan Rambang menjadi contoh wilayah dengan puskesmas aktif yang melayani ratusan warga setiap bulan.
Bahkan di daerah terpencil seperti Semendo Darat Ulu dan Semendo Darat Tengah, puskesmas non rawat inap tetap hadir memastikan masyarakat tidak kesulitan mendapatkan layanan medis dasar.
BACA JUGA:Puskesmas Muara Enim Pemeriksaan Kesehatan di MIN 2, Wujud Nyata Kolaborasi Pendidikan dan Kesehatan
Pemerintah Kabupaten Muara Enim melalui Dinas Kesehatan terus memperkuat fasilitas di lini depan melalui program revitalisasi puskesmas dan pelatihan tenaga kesehatan.
Dalam beberapa tahun terakhir, perhatian difokuskan pada peningkatan kualitas pelayanan, termasuk penyediaan alat medis modern serta ambulans desa.
Selain itu, keberadaan klinik pratama dan rumah sakit umum di kecamatan besar seperti Lawang Kidul dan Muara Enim menjadi penguat sistem rujukan.
Hal ini memastikan setiap pasien dari wilayah terpencil dapat segera mendapatkan layanan lanjutan tanpa harus menempuh jarak jauh ke Palembang atau kota besar lain.
BACA JUGA:Pemdes Tebat Agung Kompak Bersama Warga Sulap Eks Puskesmas Jadi Pos Ramil
Program “Muara Enim Sehat 2025” menargetkan setiap kecamatan minimal memiliki satu puskesmas aktif dengan layanan rawat inap, serta jaringan posyandu yang berfungsi optimal.
Upaya ini diharapkan mampu menekan disparitas kesehatan antarwilayah, serta meningkatkan indeks pembangunan manusia (IPM) daerah.
Langkah nyata ini membuktikan bahwa pemerataan akses kesehatan bukan lagi wacana, melainkan realitas yang kini dirasakan oleh seluruh warga Muara Enim.