Harga Kopi Sumsel Naik Drastis

Perubahan iklim di luar negeri bikin negara penghasil kopi gagal panen, alhasil harga kopi khas Sumatera Selatan jadi naik drastis ini peluang atau krisis.----

SUMSEL- Perubahan iklim di luar negeri yang turun salju bikin beberapa negara penghasil kopi mengalami gagal panen, alhasil harga kopi lokal khas daerah Sumatera Selatan jadi naik drastis, ini peluang atau malah jadi krisis, ya? 

Kabid Pengolahan Pemasaran Hasil Perkebunan Dinas Perkebunan Lahat, Martin Lusepa STP MM menuturkan bahwa produksi kopi dunia masih berkurang. 

BACA JUGA:Angkat 'Kopi Sumsel' Di Pasar Global

BACA JUGA:SK Pelantikan Pj Bupati OKU Selatan Dibatalkan

Sejak tahun 2021, terjadi fros atau hujan salju di Brazil. Produksi kopinya turun hingga 50 persen.

“Padahal Brazil negara penyumbang kopi terbanyak di dunia. Faktor lain, musim kering di Vietnam yang juga negara penghasil kopi,” Ungkapnya.

Ia juga mengungkapkan bahwa musim puncak panen kopi masih satu sampai dua bulan lagi, atau diprediksi puncak panen bulan Juni nanti.  

"Untuk penyebab kopi naik, karena perubahan iklim di luar negeri. Terutama daerah penghasil kopi menyebabkan tanaman kopi rusak. Sementara untuk permintaan masih tinggi," katanya.

BACA JUGA:SK Pelantikan Pj Bupati OKU Selatan Dibatalkan

BACA JUGA:Momentum Bangkitkan Semangat Kesetaraan dan Keadilan Gender

Untuk harga di Kabupaten Lahat, harga biji kopi Robusta saat ini berkisar Rp55 ribu hingga Rp70 ribu per kilo. Kenaikan harga biji kopi ini diprediksi masih akan terus naik.

"Salah satu petani jual ke gudang dengan harga Rp65 ribu per kilo,” Tukas Martin Lusepa.

Dewan Kopi Provinsi Sumatera Selatan, dengan senang hati menyambut kenaikan harga biji kopi, hal ini disebabkan oleh krisis suplai kopi yang sedang terjadi di seluruh dunia. 

Ketua Dewan Kopi Sumsel Zain Ismed, menjelaskan bahwa krisis ini terutama terjadi di negara-negara produsen kopi utama seperti Brazil, Colombia, dan Vietnam.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan