Eco Agrotomotion Jadi Harapan Masa Depan, Merawat Bumi Agar Pasca Tambang Tetap Lestari

Program Eco Agrotomotion PTBA di Desa Tanjung Karangan, Kecamatan Tanjun Agung, Kabupaten Muara Enim hadir sebagai solusi hijau, untuk mendukung pasca tambang batubara yang dilakukan PTBA jadi lahan lestari dan produktif. --

Agar usaha pembibitan Eco Agrotomotion ini bisa terus berkembang dan berkelanjutan.

Zailani mengungkapkan bahwa oleh PTBA, mereka bukan hanya diberi ilmu tentang pembibitan ini, tapi juga diajarkan mengenai managemen pengelolaan keuangan.

PTBA selalu monitor setiap bulannya, grafik keuangan diawasi oleh tim PTBA. Termasuk untuk gaji anggota, pengeluaran dan saldo keuangan. Supaya dana yang dikelola bisa berjalan dengan baik. Terlebih kelompok mereka sudah terstruktur ada ketua, sekretaris, bendahara dan anggota.

"Sekarang kami bersyukur, usaha pembibitan ini perlahan mendapatkan hasil yang menggembirakan. Anggota kami setiap bulan bisa gajian yang nominalnya mendekati UMR," papar Zailani.

BACA JUGA:Bukit Asam (PTBA) Sabet 5 Penghargaan Good Mining Practice dari Kementerian ESDM

Masih kata Zailani, untuk pembesar bibit pohon hingga siap dijual kembali ke PTBA, membutuhkan waktu sekitar dua bulan lebih. Selain melakukan perawatan dengan penyiraman secara manual, mereka juga dibantu Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) untuk penyiraman otomatis.

Di mana sistemnya, PLTS yang menggerakkan mesin pompa dikoneksikan dengan Handphone (HP) untuk pengaturan waktu penyiraman otomatisnya.

"Waktu penyiraman otomatisnya bisa kita atur. Contohnya, waktu saya ke Jawa, saya bisa mengatur penyiraman bibit melalui HP dari jarak jauh," terang dia.

Selain melakukan penyiraman secara teratur, ia memiliki strategis khusus untuk pembesaran bibit.

BACA JUGA:Bukit Asam (PTBA) Raih Penghargaan Anugerah ESG Republika 2024

Ia melakukan inovasi pembuatan pupuk dari kotoran burung walet yang mereka dapatkan secara gratis dari masyarakat sekitar.

Kotoran walet tersebut kemudian dipermentasi yang bisa merangsang dengan cepat pertumbuhan bibit pohon.

Karena pupuk dari kotoran walet ini, kadar N (Nitrogen) lebih tinggi dan untuk campuran tanah pertumbuhan bibitnya lebih cepat besar.

"Dengan lebih cepat panen, tentunya perputaran uang dalam penjualan bibit ke PTBA juga lebih cepat. Alhamdulillah, program pembibitan pohon melalui program Eco Agrotomotion ini hasilnya sudah kami rasakan," papar Zailani.

BACA JUGA:Dukung Keberhasilan Rehabilitasi DAS, Bukit Asam (PTBA) Ikut Menandatangani Piagam Menoreh

Tag
Share