KORANENIMEKSPRES.COM,----Keterbatasan ekonomi keluarga bukan hambatan untuk meraih cita-cita. Itulah yang diyakini Imron Rosyidi, pria 26 tahun asal Desa Tegal Rejo di Kabupaten Muara Enim.
Ayahnya seorang buruh harian lepas yang bekerja serabutan. Sedangkan sang ibu sehari-hari berjualan di pasar.
Anak pertama dari dua bersaudara ini tak ingin menyusahkan orang tuanya. Untuk meringankan beban biaya pendidikan, Imron mengejar prestasi di sekolah.
Ia selalu masuk peringkat 3 besar, sehingga bisa melanjutkan pendidikan ke SMP dan SMK melalui jalur prestasi.
BACA JUGA:Seleksi Beasiswa Bidiksiba dari Bukit Asam (PTBA), 165 Siswa-siswi Jalani Psikotes
Lulus dari SMK jurusan Geologi Pertambangan pada 2016, Imron sempat langsung bekerja di pertambangan.
Tapi belum dua bulan kerja, Imron mendapat informasi mengenai Program Bantuan Biaya Pendidikan Mahasiswa Sekitar Bukit Asam (BIDIKSIBA) dari guru dan orang tuanya.
dari PT Bukit Asam Tbk (PTBA) ini membuka jalan bagi Imron untuk menggapai cita-cita.
"Saya sempat bekerja di bagian pengeboran eksplorasi. Sambil kerja di hutan, saya sempat-sempatkan bawa buku untuk belajar persiapan tes. Saya mendaftar ke D3 Teknik Sipil Politeknik Negeri Sriwijaya. Alhamdulillah lulus tes," tutur Imron.
BACA JUGA:11 Siswa MAN 1 Muara Enim Ikuti Seleksi Bidiksiba 2025
Dengan adanya BIDIKSIBA dari PTBA, Imron bisa menjalani kuliah di Politeknik Negeri Sriwijaya (Polsri) dengan tenang.
Semua kebutuhannya tercukupi. "Jadi tidak ada alasan lagi, kita kuliah bisa benar-benar fokus. Tidak ada hambatan biaya," ujarnya.
Program BIDIKSIBA, menurut Imron, tak hanya membantunya mengakses pendidikan tinggi.
Tapi juga membantu dirinya mengembangkan keterampilan-keterampilan yang sangat dibutuhkan saat masuk ke dunia kerja.