SIBA Center: Dulu Tumpukan Hitam Batubara, Kini Jadi Inkubator Bisnis UMKM

Wakil Bupati Muara Enim Hj Sumarni Msi saat mengunjungi SIBA Rajut di kawasan SIBA Center Tanjung Enim belum lama ini.--

KORANENIMEKSPRES.COM----Berada dipinggir jalan Desa Lingga, Kecamatan Lawang Kidul, Muara Enim, ada lahan satu hektar yang sejak 1990, lahan ini terbengkalai.

Lokasinya ini dahulunya merupakan sebuah stokfile Batubara milik PT Bukit Asam (PTBA).

Karena berada dilokasi yang strategis dipinggir jalan. PTBA tidak ingin lahan itu menjadi tidak bermanfaat.

Sejak tujuh tahun lalu, PTBA membangun Rumah-rumah lumbung, yang dijadikan pusat pemberdayaan masyarakat berkelanjutan.

Kawasan tersebut bernama Sentra Industri Bukit Asam (SIBA) Center. SIBA Center sedikitnya menaungi sepuluh program pemberdayaan masyarakat mulai dari Siba Rajut, Batik, Rosela, Kopi, Fashion dan lainnya.

BACA JUGA:Dari Lahan Reklamasi Bekas Tambang ke Hilirisasi, Jejak PTBA untuk Transisi Energi Masa Depan

Di bawah binaan PTBA, kelompok-kelompok usaha yang utamanya didominasi para ibu rumah tangga ini. Kini secara perlahan mulai berkembang, menghasilkan pundi-pundi rupiah.

SIBA Rajut: Dari Benang Merajut Harapan

Contohnya, SIBA Rajut, kelompok kecil beranggotakan sepuluh ibu rumah tangga. Dari benang, lahirlah gantungan kunci, tas rajut, konektor jilbab, Cardingan baju luaran dan produk rajut lainnya. 

Hasil rajutan memang tak menjanjikan harta berlimpah. Pendapatan sekitar satu hingga dua juta rupiah per bulan. “Cukuplah untuk tambahan dapur,” ujar Villy Villia, ketua SIBA Rajut.

Tapi lebih dari sekadar uang, mereka senang kalau hasil rajutan dibeli orang lain. “Ada kebanggaan saat karya kami dipakai orang lain,” ucap Villy.

BACA JUGA:Dukung Swasembada Pangan Nasional, PTBA dan UGM Hadirkan Produk Kalium Humat dari Hilirisasi Batu bara

Yang menarik, anggota SIBA Rajut kini bukan sekadar penerima manfaat dan menjual hasil rajutan saja.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan