Sentra oleh-oleh khas Muara Enim, kerajinan berbasis getah karet dan serat sawit, serta makanan lokal bisa menjadi daya tarik ekonomi kreatif yang bernilai jual tinggi.
BACA JUGA:136 dari 170 Km Jalan Tol Palembang-Jambi yang Segera Operasional Dibiayai PBBL, Apa Maksudnya?
Tak hanya meningkatkan omzet pelaku usaha, tetapi juga meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).
2. Tantangan
Meski membawa peluang, tersambungnya tol juga menghadirkan tantangan yang tak ringan.
Salah satunya adalah potensi lonjakan volume kendaraan yang bisa memicu kemacetan di pusat-pusat aktivitas, terutama di musim liburan dan akhir pekan.
BACA JUGA:Penyebab Ibu Sering Marah-Marah Dengan Anaknya
BACA JUGA:Lintasi Lima Daerah, Sumsel jadi Daerah Strategis di Sumsel
Tanpa perencanaan matang, arus kendaraan bisa menjadi beban baru bagi Muara Enim dan daerah penyangga seperti Lahat, Pagar Alam, dan Empat Lawang. Oleh karena itu, pengelolaan lalu lintas yang adaptif menjadi keharusan.
Pemerintah daerah harus mempersiapkan rekayasa lalu lintas, penyediaan lahan parkir yang memadai, serta penguatan sistem transportasi umum.
Pengaturan zonasi kendaraan pribadi, serta kebijakan mobilitas yang ramah lingkungan juga perlu dirumuskan sejak dini agar geliat wisata dan ekonomi tidak menimbulkan dampak sosial dan ekologis yang merugikan.
Kesimpulan
BACA JUGA:Tips Mengurangi Risiko Reaksi dan Mengelola Gejala Alergi Nangka
BACA JUGA:Apa Penyebab Stir Sigra dan Calya Gegar Saat Kecepatan Tinggi? Berikut Cara Memperbaikinya
Proyek tol Muara Enim–Palembang bukan sekadar infrastruktur fisik, tetapi simbol transformasi wilayah menuju pertumbuhan ekonomi inklusif dan berkelanjutan.