Menurutnya, momentum Tahun Baru Islam menjadi pengingat bahwa perubahan menuju kebaikan harus terus diupayakan, dimulai dari lingkungan terkecil yakni keluarga dan masyarakat desa.
BACA JUGA:BRI Siaga Layanan Weekend Banking Hingga Digital Banking di Libur Panjang Ini
BACA JUGA:Sumsel Dimodali Pemerintah Pusat Rp135 Triliun Naikkan Pertumbuhan Ekonomi: Ini Daftarnya!
“Hijrah itu tidak hanya berpindah tempat, tapi berpindah dari sifat buruk ke sifat baik.
Mari kita jadikan Tahun Baru Islam ini sebagai titik balik untuk memperbaiki diri dan membangun desa yang lebih religius serta harmonis,” kata sang penceramah.
Kegiatan ini menjadi refleksi bahwa masyarakat Desa Parjito tetap memegang erat nilai-nilai keagamaan dalam setiap aspek kehidupan sosial mereka.
Bahkan di tengah gempuran modernisasi, tradisi Islami tetap dijaga sebagai warisan yang tak ternilai.
BACA JUGA:Pelabuhan Modern Kelas Dunia Itu Mesin Baru Penggerak Ekonomi Sumsel Selain Jalan Tol
Selain mempererat silaturahmi antarwarga, kegiatan doa bersama ini juga menjadi media komunikasi antara pemerintah desa dan masyarakatnya.
Kehadiran semua elemen desa menunjukkan adanya kesatuan dan semangat gotong royong yang masih terjaga kuat.
Tahun Baru Islam 1 Muharam 1447 H menjadi titik awal bagi warga Desa Parjito untuk menata harapan baru, membangun kehidupan yang lebih baik, serta menjaga harmoni sosial di tengah keragaman.
“Semoga di tahun yang baru ini, Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat dan perlindungan-Nya untuk kita semua. Aamiin Ya Rabbal Alamin,” tutup Kades Ropudin dengan penuh harap.