Gunung Megang Ngebut, Rambang Niru Melambat! Ada Apa dengan Sawit di Muara Enim?

Persaingan dalam produksi kelapa sawit di Kabupaten Muara Enim mengalami perubahan signifikan. Jika sebelumnya Rambang Niru dan Lubai Ulu selalu mendominasi, kini ada pesaing baru yang melaju kencang. Gunung Megang mencatat lonjakan produksi sawit yang lu--

Selain Gunung Megang dan Rambang Niru, beberapa kecamatan lain juga mengalami perubahan produksi sawit, seperti:  

- Lubai Ulu: Turun dari 9.220 ton (2021) ke 8.108 ton (2022)  

- Muara Enim: Naik dari 3.522 ton (2021) ke 3.702 ton (2022) 

BACA JUGA:Perlindungan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan bagi 1.000 Petani Sawit di PALI Resmi Diberikan

- Lawang Kidul: Melonjak dari 172 ton (2021) ke 706 ton (2022)

- Ujan Mas: Naik dari 233 ton (2021) ke 774 ton (2022) 

Dengan tren yang bervariasi ini, industri kelapa sawit di Muara Enim masih memiliki potensi besar untuk berkembang lebih jauh.  

Dampak Ekonomi: Apakah Petani Sawit Makin Sejahtera?

Kenaikan produksi di beberapa kecamatan membawa harapan bagi petani sawit. Namun, tantangan seperti fluktuasi harga sawit, biaya operasional tinggi, dan kebijakan ekspor tetap menjadi perhatian utama.  

BACA JUGA:Sawit, Karet dan Kopi Sumbangan Sumsel untuk Pasar Nasional dan Global, Produksinya Melonjak Drastis

Dengan strategi yang tepat, Gunung Megang bisa terus melaju, sementara Rambang Niru harus berbenah agar tak tertinggal. Apakah perubahan ini akan bertahan di tahun-tahun mendatang? Kita tunggu bagaimana perkembangan raja sawit di Muara Enim!.

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan