Bukan Lulusan Biasa, Tapi Doktor Termuda UGM: Perjalanan Dewi dari Anak Sopir ke Lulusan Tercepat S3

Kisah inspiratif Dewi, anak sopir dari Banyuwangi yang jadi doktor termuda dan tercepat UGM.--

BACA JUGA:Pemprov Sumsel Dukung Try Out IKAGAMAS untuk Persiapan Masuk UGM 2025

Tak heran jika ia terus mengejar mimpi hingga berhasil diterima di Program Studi Kimia UGM, kemudian melanjutkan hingga jenjang S3.

Yang luar biasa, selama menempuh pendidikan doktoralnya, Dewi juga aktif bekerja sebagai dosen di Program Studi Kimia Institut Teknologi Bandung (ITB).

Menjalankan dua peran besar—sebagai pendidik dan mahasiswa doktoral—membutuhkan kedisiplinan tinggi dan mental baja.

"Bekerja sambil studi tentu tidak mudah, tetapi saya percaya bahwa jika kita punya niat dan tujuan yang jelas, kita pasti bisa menemukan jalan," ujarnya dengan mata berbinar.

BACA JUGA:UGM Menuju Target 17% Guru Besar: Strategi dan Kontribusi untuk Pendidikan Berkualitas

Prestasi Dewi menjadi bukti bahwa latar belakang bukan penentu masa depan. Ia menunjukkan bahwa mimpi bisa dicapai siapa saja, asalkan dibarengi dengan kerja keras, tekad, dan dukungan dari keluarga.

Kini, Dewi menjadi simbol harapan baru bagi anak-anak muda Indonesia, khususnya dari daerah dan keluarga sederhana.

Ia membuktikan bahwa keterbatasan bukan alasan untuk menyerah, melainkan alasan untuk berjuang lebih keras.

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan