Inilah Tol Pertama di Indonesia dengan Terowongan Gajah: Harmoni Infrastruktur dan Alam

Tol Pekanbaru-Dumai hadirkan terowongan gajah, wujud harmoni pembangunan dan konservasi.--
KORANENIMEKSPRES.COM---Jalan Tol Pekanbaru-Dumai, bagian dari proyek strategis nasional Tol Trans Sumatera, tidak hanya menjadi simbol kemajuan infrastruktur Indonesia, tetapi juga contoh nyata harmonisasi antara pembangunan dan pelestarian lingkungan.
Dengan panjang 131 kilometer, tol ini membentang melalui habitat alami gajah Sumatera, spesies yang terancam punah.
Terowongan Gajah: Solusi Inovatif untuk Konservasi
Untuk menjaga kelangsungan hidup gajah Sumatera dan mencegah konflik antara manusia dan satwa, dibangun enam terowongan perlintasan gajah di sepanjang tol ini.
Satu terowongan berada di Sungai Tekuana, dekat Pusat Latihan Gajah Minas di Kabupaten Siak, sementara lima lainnya terletak di Seksi 4, dekat Suaka Margasatwa Balai Raja.
BACA JUGA:Hubungkan 4 Kabupaten: 111 Km Tol KapalBetung Kunci Masa Depan Sumsel, Ini Penjelasannya!
Terowongan ini dirancang dengan tinggi hingga 11 meter dan lebar antara 25 hingga 45 meter, menyesuaikan dengan kebutuhan pergerakan gajah.
Di sekitarnya, ditanam vegetasi alami seperti meranti dan durian hutan untuk menciptakan lingkungan yang familiar bagi satwa .
Pengawasan dan Kolaborasi Multi-Pihak
Pembangunan terowongan ini diawasi ketat oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) untuk memastikan standar yang sesuai dengan kebutuhan satwa liar.
KLHK bekerja sama dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) serta Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau dalam proses perencanaan dan pelaksanaan proyek ini .
Manfaat Ganda: Infrastruktur dan Ekologi
Selain mempercepat waktu tempuh antara Pekanbaru dan Dumai dari lima jam menjadi dua jam, tol ini juga berperan penting dalam menjaga keanekaragaman hayati Sumatera.