Rupiah Digital: Jalan Menuju Sistem Pembayaran Masa Depan

Arya Damar Prakasa, Statistisi Ahli Pertama BPS Kabupaten Muara Enim--
Oleh : Arya Damar Prakasa, Statistisi Ahli Pertama BPS Kabupaten Muara Enim
Bank Indonesia terus mempersiapkan kehadiran Rupiah Digital sebagai bagian dari transformasi keuangan nasional.
Di tengah semakin meluasnya penggunaan aset kripto, kehadiran mata uang digital resmi ini menjadi strategi penting untuk menjaga kedaulatan moneter dan merespons tuntutan zaman.
Namun, rencana besar ini tentu tidak lepas dari berbagai tantangan yang harus dihadapi dengan cermat.
Sebagai bentuk Central Bank Digital Currency (CBDC), Rupiah Digital dirancang untuk digunakan layaknya uang tunai, tetapi dalam format digital yang sah dan dikelola langsung oleh otoritas negara.
BACA JUGA:BPJS Ketenagakerjaan dan BPS Muara Enim MoU Perlindungan bagi 281 Petugas Sensus Ekonomi 2026
Berbeda dari kripto seperti Bitcoin atau Ethereum yang sifatnya terdesentralisasi, Rupiah Digital justru hadir dengan legitimasi hukum dan transparansi sistem. Namun, untuk bisa diimplementasikan secara luas, dibutuhkan kesiapan dari banyak sisi.
Menurut studi kasus yang dilakukan oleh Accenture pada tahun 2021, penerapan teknologi Rupiah Digital dalam sistem pembayaran berpotensi mengurangi biaya transaksi bisnis hingga 90%.
Temuan ini menyoroti efisiensi luar biasa dari digitalisasi mata uang nasional yang dapat mendorong transformasi sistem keuangan menjadi lebih cepat, murah, dan aman
Salah satu tantangan paling mendasar adalah ketersediaan infrastruktur digital yang merata. Saat ini, masih banyak daerah di Indonesia yang belum memiliki akses internet yang memadai.
BACA JUGA:Ekonomi Sumsel Tumbuh di Tengah Tekanan Global, Daya Beli Masyarakat Belum Pulih
Padahal, transaksi berbasis Rupiah Digital membutuhkan jaringan yang stabil dan perangkat yang kompatibel. Tanpa pemerataan infrastruktur, digitalisasi berpotensi memperlebar kesenjangan akses ekonomi antarwilayah.
Dari sisi keamanan, Rupiah Digital harus memiliki sistem perlindungan data yang sangat kuat.
Serangan siber terhadap infrastruktur keuangan bisa mengancam kepercayaan publik. Oleh karena itu, perlindungan sistem seperti enkripsi canggih dan pemantauan real-time harus menjadi bagian dari desain awal.