Ironi Jaminan Kesehatan di Muara Enim: Cakupan Maksimal, Pemanfaatan Belum Optimal

Amran Pratama Putra S.Tr.Stat. - Statistisi Ahli Pertama BPS Kabupaten Muara Enim.--

Situasi sedikit berbeda untuk layanan rawat inap. Pemanfaatan JKN untuk kasus yang memerlukan perawatan di rumah sakit terbilang lebih tinggi, di mana 87,3% penduduk yang dirawat inap telah menggunakan JKN. Hanya 12,70% yang tidak memanfaatkannya.

Meski demikian, bukan berarti tidak ada masalah. Alasan utama bagi mereka yang tidak menggunakan JKN saat rawat inap adalah karena memiliki asuransi lain (36,4%).

Namun, masalah klasik seperti waktu tunggu yang lama kembali muncul sebagai alasan kedua tertinggi (33,0%) , diikuti oleh ketidaktahuan mengenai cara pemanfaatan (20,6%) dan prosedur yang dianggap sulit (10,1%).

Kesenjangan Pemanfaatan Antar Kelompok Ekonomi

BACA JUGA:Budidaya Ayam Petelur, Solusi Ekonomi Masyarakat Desa

Fakta paling menarik dan menjadi sorotan adalah adanya kesenjangan pemanfaatan JKN berdasarkan tingkat pengeluaran masyarakat.

Data menunjukkan bahwa JKN lebih banyak dimanfaatkan untuk berobat jalan oleh kelompok masyarakat dengan tingkat pengeluaran yang lebih tinggi. Sebanyak 70,15% dari kelompok 20 persen teratas (terkaya) menggunakan JKN saat berobat jalan.

Angka ini jauh mengungguli kelompok 40 persen terbawah (termiskin), di mana hanya 41,67% yang memanfaatkannya.

Kondisi ini menyiratkan sebuah tantangan besar. Kelompok masyarakat berpenghasilan rendah, yang seharusnya menjadi target utama perlindungan sosial kesehatan, justru paling sedikit memanfaatkannya.

BACA JUGA:Motif Batik Lemang Produk UMKM Khas Muara Enim

Analisis menunjukkan bahwa kelompok ini cenderung memprioritaskan pemenuhan kebutuhan sehari-hari lainnya dan lebih memilih opsi swamedikasi (mengobati diri sendiri) untuk penyakit ringan.

Pilihan ini, meskipun tampak lebih hemat dalam jangka pendek, berisiko memperburuk kondisi kesehatan dan menimbulkan biaya yang lebih besar di kemudian hari.

Fenomena rendahnya aksesibilitas layanan JKN di Muara Enim menjadi tantangan serius yang tidak bisa diatasi hanya dengan mengejar target kepesertaan semata.

Tanpa upaya nyata untuk memastikan kemudahan akses dan pemanfaatan layanan, terutama bagi kelompok masyarakat rentan, JKN berisiko menjadi sekadar kartu tanpa makna perlindungan kesehatan yang sesungguhnya. 

BACA JUGA:TPHP Pemkab Muara Enim Sosialisasi Penggunaan Produk Pangan

Menyadari hal ini, Pemerintah Kabupaten Muara Enim merespons melalui peluncuran Program Strategis Bidang Kesehatan tahun 2025 bertajuk “Muara Enim Bangkit Rakyat Sejahtera” (Membara).

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan