Dulu Bertaruh Nyawa di Tambang Ilegal, Kini Menyemai Harapan di Bibit Pohon dan Telur Puyuh

M Zailani mantan penambang PETI, kini lebih memilih hidup tenang dengan berusaha membesarkan bibit pohon dan menjadi mitra binaan PTBA.--

Dari lubang tambang ilegal menuju lahan hijau pembibitan. Zailani dan Kawan-kawan   lebih memilih hidup tenang, lebih aman, lebih sehat, dan yang terpenting, lebih berkelanjutan.

BACA JUGA:PTBA Dorong UMKM Naik Kelas Lewat Transformasi Digital

Bersama 13 mantan penambang lain, Zailani menanam dan membesarkan bibit pohon di lahan seluas 1,5 hektare.

Dari bibit kayu putih hingga mahoni, semua tumbuh subur dan dijual kembali untuk program reklamasi pascatambang PT Bukit Asam (PTBA).

Setiap bulan, mereka kini bisa menerima gaji mendekati UMR, sesuatu yang tak pernah mereka bayangkan saat masih jadi penambang Batubara ilegal.

"10 tahun lalu, kami rela bertaruh nyawa menggali batubara ilegal di dalam tanah, sekarang kami menanam bibit demi masa depan," ujar Zailani sembari mengatakan selain menanam bibit pohon ia juga membuat budidaya golden melon yang juga bantuan dari PTBA.

BACA JUGA:Dukung Energi Berkelanjutan, PTBA Siap Beri Pendanaan untuk Inovasi Sosial Berbasis Komunitas

Dari Puyuh Lahir Peluang Baru

Cerita berbeda tapi serupa datang dari Desa Seleman. Tonidi, lelaki yang dulu bekerja sebagai tukang las di tambang ilegal, kini menekuni usaha ternak burung puyuh. Bersama sepuluh rekannya, ia mendirikan kelompok Bangsal Pematang.

Dari kandang sederhana mereka, setiap hari lahir puluhan kilogram telur puyuh yang sebagian dipasarkan ke sekitar desa, sebagian lagi diserap PTBA untuk program penanganan stunting.

Usaha itu tak hanya memberi penghasilan—sekitar Rp30 juta per bulan dari hasil panen telur, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru.

Kotoran puyuh yang dulu dianggap limbah kini bernilai,  diolah menjadi pupuk organik dan disuplai ke kelompok pembibitan pohon binaan PTBA. 

“Dulu setiap hari saya dihantui razia dan kecelakaan kerja, kini saya hanya memikirkan panen telur dan masa depan anak-anak," kata Tonidi.

BACA JUGA:PTBA Dukung Pengembangan UMKM Berbasis Alam melalui Madu Galo-Galo Cupiang

Desa Impian, Jalan Keluar dari Tambang Ilegal

Bagi PTBA, kisah Zailani dan Tonidi adalah wajah dari Desa Impian yang merupakan program pemberdayaan masyarakat di sekitar tambang Bukit Asam.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan