10 Kepribadian Red Flag Akibat Salah Pola Asuh

Reporter: Sherli |

Editor: Leo |

Jumat , 05 Sep 2025 - 19:03

Red flag kepribadian akibat pola asuh yang salah, lengkap dengan penyebab dan dampaknya. foto:Sherli--

Memanipulasi emosi orang lain untuk mendapat apa yang diinginkan.

Suka main “drama”, terutama dalam hubungan.

4. Takut Gagal, Perfeksionis Ekstrem

Penyebab:

Orang tua terlalu fokus pada prestasi, cinta bersyarat.

Dampak:

Tertekan, stres karena merasa harus selalu "sempurna".

Menjadi keras pada diri sendiri dan orang lain.

5. Emosi Tidak Stabil / Meledak-ledak

Penyebab:

BACA JUGA:7 Obat Herbal Untuk Sakit Kepala

Tidak pernah diajarkan cara mengelola emosi secara sehat.

10 kepribadian red flag akibat salah pola asuh                            koranenimekspres.com - kepribadian seseorang sangat dipengaruhi oleh pola asuh orang tua saat kecil. 
ketika pola asuh yang diterapkan salah seperti otoriter, permisif, atau abai maka bisa menimbulkan "red flag" kepribadian saat anak tumbuh dewasa. 
red flag ini adalah tanda-tanda bahwa seseorang memiliki pola perilaku yang beracun, tidak sehat, atau menyakiti diri sendiri dan orang lain dalam hubungan sosial, keluarga, maupun romantis.
berikut adalah red flag kepribadian akibat pola asuh yang salah, lengkap dengan penyebab dan dampaknya:
baca juga:3 jenis kepribadian yang bisa terbentuk akibat salah pola asuh
baca juga:apa yang membedakan pola asuh anak laki-laki dan anak perempuan? yuk kita simak di bawah ini!
1. sulit menerima kritik
penyebab:
pola asuh otoriter → selalu disalahkan, tidak diberi ruang untuk salah.
dampak:
baca juga:pola asuh pengaruhi tumbuh kembang anak
baca juga:dari limbah jadi penyelamat, phe jambi merang buat inovasi kulit singkong jadi bahan pemadam kebakaran
mudah tersinggung.
tidak mau introspeksi.
menyalahkan orang lain saat ada masalah.
2. insecure dan rendah diri berlebihan
baca juga:sepenuh hati untuk pekerja: bpjs ketenagakerjaan rayakan hari pelanggan dengan sentuhan bermakna
baca juga:jalan tol dan proyek besar posisikan sumsel sebagai daerah strategis di pulau sumatera
penyebab:
sering dibandingkan, dikritik, atau tidak pernah dipuji.
dampak:
merasa tidak pernah cukup.
baca juga:pt bukit asam tbk (ptba) bergerak menghijaukan pesisir lampung, tanam 10.000 mangrove di lampung timur 
baca juga:almarhum muzakir sai sohar mantan bupati muara enim dimata para sahabat
butuh validasi terus-menerus dari orang lain.
cenderung menjadi "people pleaser" (menyenangkan orang lain sampai mengorbankan diri sendiri),
3. manipulatif dan suka mengontrol
penyebab:
baca juga:pama ssba wujudkan kepedulian, santuni 40 anak yatim piatu di desa darmo
baca juga:jaringan jalan tol dan 2 pelabuhan besar di sumsel menjelma jadi penggerak ekonomi 
pola asuh permisif atau inkonsisten → anak belajar "mengakali" orang tua.
dampak:
memanipulasi emosi orang lain untuk mendapat apa yang diinginkan.
suka main “drama”, terutama dalam hubungan.
baca juga:dheyzya keyza harahap, siswa sma bukit asam juara 2 pelajar pelopor keselamatan lalu lintas sumsel
baca juga:6 penyakit yang dapat diobati dengan belimbing wuluh
4. takut gagal, perfeksionis ekstrem
penyebab:
orang tua terlalu fokus pada prestasi, cinta bersyarat.
dampak:
baca juga:selain enak, pisang asap kaya nutrisi baik untuk tubuh
baca juga:9 penyebab umum orang sering mimisan
tertekan, stres karena merasa harus selalu "sempurna".
menjadi keras pada diri sendiri dan orang lain.
5. emosi tidak stabil / meledak-ledak
penyebab:
baca juga:8 cara mulai lari marathon untuk pemula
baca juga:7 obat herbal untuk sakit kepala
tidak pernah diajarkan cara mengelola emosi secara sehat.
dulu saat marah atau sedih, justru dimarahi balik atau diabaikan.
dampak:
cepat marah, menangis berlebihan, atau menyalahkan orang lain saat stres.
baca juga:10 penyebab umum orang sering mengeluhkan pusing
baca juga:9 penjelasan mengapa anak susah makan
6. sulit percaya pada orang lain
penyebab:
kurang kasih sayang, sering dibohongi atau ditinggal.
dampak:
baca juga:6 fungsi utama otot pada manusia
baca juga:8 penyebab umum mengapa tubuh bisa tiba-tiba lemas
hubungan tidak sehat: posesif, cemburuan, atau dingin berlebihan.
takut ditolak, jadi menjaga jarak emosional.
7. suka merendahkan orang lain
penyebab:
baca juga:4 manfaat air hujan untuk makhluk hidup
baca juga:8 sifat wanita yang dibenci allah swt
dibesarkan dalam lingkungan kompetitif dan penuh tekanan.
dampak:
meninggikan diri dengan cara menjatuhkan orang lain.
tidak bisa bahagia atas keberhasilan orang lain.
baca juga:15 fakta menarik tentang biawak 
baca juga:7 kekuatan utama introvert yang membuat mereka tidak merasa kesepian justru, mereka bisa tumbuh dan bahagia 
8. menghindari tanggung jawab
penyebab:
terlalu dimanja, semua masalah diselesaikan oleh orang tua.
dampak:
baca juga:7 larangan agar hati tetap tenang dan bersih
baca juga:inilah manfaat dan afek samping konsumsi kepiting yuyu sungai
tidak tahan tekanan hidup.
menyalahkan situasi/orang lain saat gagal.
9. susah memaafkan diri sendiri / orang lain
penyebab:
baca juga:8 tanda-tanda umum jantung tersumbat
baca juga:15 fakta menarik tentang biawak 
dibesarkan dengan hukuman keras atau penuh kritik.
dampak:
menyimpan dendam.
sulit melanjutkan hidup karena trauma yang belum sembuh.
baca juga:5 kerugian atau konsekuensi anak yang lahir di luar nikah
baca juga:5 penjelasan mengapa rasulullah menganjurkan untuk menghabiskan makanan di dalam piring
10. tidak bisa mengatur batasan (boundaries)
penyebab:
tidak pernah diajarkan bahwa “menolak” itu boleh.
orang tua tidak menghargai privasi anak.
baca juga:8 langkah yang dilakukan orang tua jika anak dibully
baca juga:7 langkah sehat yang bisa dilakukan saat merasa kecewa oleh seseorang
dampak:
gampang dimanfaatkan.
tidak bisa berkata "tidak", atau justru terlalu menutup diri.
kesimpulan:
baca juga:7 keunikan kembang sepatu yang sangat cantik
baca juga:6 penyebab anak rewel saat macet di perjalanan
pola asuh yang buruk bisa meninggalkan luka psikologis yang tumbuh menjadi kepribadian tidak sehat (red flags) saat dewasa.
namun, kabar baiknya: kepribadian bisa diubah lewat kesadaran, terapi, refleksi, dan lingkungan yang suportif.

Tag

Share

Koran Terkait

Kembali ke koran edisi Enim Ekspres 6 September 2025

Berita Terkini

Berita Terpopuler

Berita Pilihan