Ketika Kulit Jeruk Tak Lagi Sampah, Solusi Hijau dan Bernilai Rupiah dari Desa Air Talas
Desa Air Talas olah limbah kulit jeruk jadi bioplastik & sabun berkat CSR Pertamina Hulu Rokan (PHR) Zona 4, ubah sampah jadi cuan. --
Pembinaan dan pengembangan sempat terputus pada 2020, karena pandemi covid 19.
Barulah pada 2021, Pertamina Limau melanjutkan pembinaan untuk masyarakat Desa Air Talas melalui KWT Bude Arta dengan membuat produk turunan dari buah jeruk seperti sirup jeruk, pei susu jeruk, selai jeruk, stik jeruk dan produk olahan lain.
Pembinaan dan pelatihan untuk produk turunan jeruk ini, juga melibat Dinas Koperasi dan UKM, serta Dinas Pertanian Kabupaten Muara Enim.
BACA JUGA:PHR Zona 4 Sukses Bor Sumur Benuang dengan hasil 1093% dari Target setara 2.858 BOEPD
"Untuk pemasaran melalui penjualan online seperti Tokopedia, Shopie, tapi kendalanya belum terlalu diekspose. Selain itu Pertamina juga membantu pemasaran melalui kegiatan pameran dan penitipan di gerai Oleh-oleh Kabupaten Muara Enim," jelas Catherine.
Kemudian, pada 2023 mereka juga membentuk kelompok tani Tunas Hijau, yang berisikan Bapak-bapak petani jeruk, yang diketuai oleh Khairil Anam membuat produk Tricoderma (pupuk organik yang zero waste /jamur pembasmi jamur) untuk pembasmi hama jeruk yang sering menyerang batang pohon jeruk dan merusak tanah.
" Alhamdulillah, melalui agen hayati Tricoderma ini, hasil panen buah jeruk di Desa Air Talas lebih meningkat," papar Catherine.
Selanjutnya sambung Catherine, pada Juli 2024 Pertamina Limau membentuk kelompok binaan baru lagi yakni KWT Amerta, memberdayakan Ibu-ibu memanfaatkan limbah kulit jeruk menjadi produk bioplastik dan sabun mandi (PAKLEK MANIS).
BACA JUGA:Eksplorasi Masif Pasca Alih Kelola, PHR Temukan Sumber Migas Baru di Blok Rokan
Pembentukan KWT Amerta bermula dari keluhan masyarakat, bahwa setiap panen raya, diantara jeruk Air Talas yang mayoritas terkenal manis, juga ada batang yang buah jeruknya masam.
Sehingga saat dicicipi pada saat panen, jeruk masam ini terbuang percuma menjadi limbah dan mencemari lingkungan.
Kemudian, Pertamina Limau mencarikan solusi, ternyata kulit jeruk yang terbuang percuma bisa dimanfaatkan.
"Sampah kulit jeruk bisa menghasilkan rupiah yakni dibuat bioplastik dan sabun mandi," papar Catherine.