Dari Rakyat, Oleh Rakyat, Untuk Siapa? Sebuah Refleksi Demokrasi
Dari Rakyat, Oleh RakyatUntuk Siapa? Sebuah Refleksi Demokrasi. Oleh: Mukmin Ibnuarga R, penulis adalah mahasiswa UIN Bandung asal Provinsi Sumatera Selatan) --
Ia mengatakan bahwa demokrasi dapat menciptakan pemimpin-pemimpin yang penuh dengan kepalsuan inkompeten yang dipilih hanya karena mayoritas suara saja.
Jadi demokrasi tidak melahirkan pemimipin yang benar-benar ahli dalam bidangnya, namun hanya mengandalkan keahlian retorika dan manipulasi saja, siapa yang pandai me “lobi” dan memenangkan banyak hati orang dialah yang menjadi pemimpin.
Tentunya hal ini dapat membawa dampak buruk dan kerusakan. Sokrates sendiri dalam hal ini menggunakan analogi sebuah kapal yang Ia kutip dari tulisannya Plato dalam buku “Republik”.
Dalam tulisannya Ia menganalogikan hal ini dengan kapal yang sedang ingin menempuh sebuah perjalanan yang jauh, orang-orang disana bermusyawarah untuk menentukan seseorang yang akan memimpin perjalanan tersebut, namun yang sangat disayangkan oraang-orang yang bermusyawarah ini bukanlah orang yang memang benar-benar ahli dalam bidangnya lalu ada salah satu orang yang memang benar-benar ahli dalam pelayaran namun banyak orang yang tidak senang dengannya.
BACA JUGA:Inovasi Mahasiswa Bersinar di WMK UGM 2024: Mewujudkan Sociopreneurship Berkelanjutan
Inilah yang menjadi masalah dalam sistem demokrasi karena keputusan yang diambil dari demokrasi adalah keputusan mayoritas tak jarang terjadi banyak kesalahan-kesalahan yang terjadi.
Lalu coba kita bayangkan hal ini dalam suatu sistem kepemimpinan negara, pemimipin yang seharusnya dibutuhkan adalah pemimpim yang memang benar-benar ahli dan kompeten dalam tata negara, namun yang terpilih adalah pemimpin yang mengandalkan “gimmick” dan yang mampu memenangkan hati banyak orang.
Pemimpin yang seharusnya benar-benar bijaksana malah pemimpin yang ahli bermain kata dan janji.
Solusi untuk Memperbaiki Demokrasi
Pada akhirnya, kita tidak dapat menafikan bahwa sistem demokrasi memanglah bukan sistem yang sempurna.
Pada hakikatnya memang tidak ada sisitem yang benar-benar baik, namun setidaknya kita dapat memilih sistem yang lebih sedikit keburukannya.
Demokrasi pada tujuan awalnya adalah suatu bentuk perlawanan rakyat terhadap kezhaliman pemimpin-pemimpin tirani pada zamannya, dimana rakyat bersatu dan mengumpulkan semua aspirasi mereka.
Yang harus diperbaiki dari sisitem ini adalah terkait sistem dan batasan dalam sistem ini. Edukasi terkait politik kepada masyarakat juga sangat diperlukan karena pemimpin yang baik dilahirkan dari rakyat yang baik.
Sudah menjadi kewajiban kita bersama untuk memajukan dan mencerdaskan bangsa, masih banyaknya orang yang buta akan politik hanya akan menjadikan pemimpin semakin berkuasa dan dengan leluasa untuk mengontrol mereka, kita tidak dapat merubah sistem ini dari atas maka kita harus bergerilya dari bawah untuk mulai menumbuhkan kesadaran masyarakat disekitar kita, menjadikan masyarakat kritis dan melek akan isu-isu disekitarnya.